KOMPAS.com - Influencer dan content creator Fujianti Utami Putri atau biasa disapa Fuji diketahui mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan pada Kamis (20/3/2025).
Fuji tidak datang sendiri, namun dengan didampingi oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin.
Dilansir dari Antara, kedatangan Fuji ke kantor polisi terkait kasus penggelapan dana agensi.
"Agendanya hari ini kita lagi mau konsultasi dulu sekaligus mau menunjukkan beberapa bukti yang mau kita konsul dulu," kata kuasa hukum Fuji, Sandy Arifin kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Sandi menyebut bahwa pihaknya hendak memastikan barang bukti agar bisa melanjutkan laporan ke polisi.
Agensi Tidak Lakukan Pembayaran
Sandy menjelaskan bahwa laporan ini terkait rekan kerja dari agensi yang sebelumnya bekerjasama dengan Fuji.
Belakangan agensi tersebut tidak melakukan pembayaran walaupun Fuji sudah melakukan pekerjaan sesuai kesepakatan.
"Ada rekan kerja yang ada kerja sama sama Kak Fuji, terus dia sudah menjalankannya tapi sampai sekarang belum ada pembayaran sama sekali," jelasnya.
Fuji Tunggu Itikad Baik
Kepada awak media, Fuji menyatakan harapannya agar sang agensi bisa segera menunjukkan itikad baiknya dan memberikan penjelasan.
"Sebenarnya aku nunggu itikad baik. Udah di WhatsApp terus nggak bisa dihubungi, jadi jalur hukum," ujar Fuji.
Ia juga mengungkap bahwa sebelumnya, pihaknya telah sekali melayangkan somasi kepada agensi yang menghilang sejak 2024 tersebut.
Kuasa hukum Wika Salim, Sandy Arifin, memberikan klarifikasi terkait dugaan penipuan yang melibatkan mantan manajemen kliennya. Sandy mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempelajari berkas-berkas yang sudah diterima.
Sebelumnya Wika mengancam akan melaporkan mantan manajernya. Sebab ia kehilangan beberapa uang.
"Menurut informasi terbaru dari Neng Wika setelah mungkin selesai dari menunggu ibunya lagi dirawat nanti kami kabari update selanjutnya. Tapi yang pasti sudah dapat data, berkas yang sudah diterima yang sedang kita lagi pelajari nanti akan kami update berikutnya," ujar Sandy Arifin di Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (12/12/2024).
Mengenai jumlah pelaku yang terlibat, Sandy menjelaskan ada beberapa yang dicurigai.
"Sementara masih ada beberapa yang kita curigai tapi nanti setelah data terkumpul nanti akan mengerucut siapa," tuturnya.
Terkait komunikasi dengan terduga pelaku, Sandy menyatakan bahwa hal itu masih berlangsung. Namun hanya dengan Wika Salim.
"Yang masih komunikasi mungkin dari Neng Wika ya. Dari kita masih sebatas komunikasi sama Neng Wika saja informasi seperti apa, misalnya memang ternyata neng bilang kirimkan secara resmi somasi akan kita siapkan dalam waktu dekat," tambah Sandy.
Sandy juga menjelaskan bahwa pihaknya terus bekerja untuk mengumpulkan bukti terkait kejadian ini.
"Ya karena kan harus disatukan tadi kan, kerjanya di mana saja, kapan saja yang dibilang sama neng itu datanya mana saja dan itu yang sesuai sama yang bersangkutan yang mana biar kita cocokkan," katanya.
Terkait dengan jumlah kerugian yang dialami oleh Wika Salim, Sandy menyebutkan bahwa jumlahnya masih sama seperti yang sebelumnya disampaikan yakni sekitar Rp 1 miliar.
Mengenai waktu terjadinya penggelapan, Sandy mengungkapkan bahwa kejadian tersebut kemungkinan dimulai pada tahun 2022. Tapi bisa saja terjadi lebih lama.
"Sepertinya mulai yang dari 2022 kalau nggak salah sampai sekarang ini, tapi kemungkinan besar juga ada sebelumnya itu yang lagi kita tunggu, yang lagi kita cocokin data-data yang dimasukkan," imbuhnya.
Saat ditanya mengenai durasi kerja sama Wika Salim dengan mantan manajemennya, Sandy mengatakan masih mempelajari kontrak-kontrak yang dikirimkan untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
"Nah aku nggak tahu, karena kan ada beberapa kan saya belum tahu, saya belum konfirmasi. Saya baru mempelajari data-data kontrak-kontrak yang baru dikirimkan," jelas Sandy.