Ancaman terorisme di Indonesia menurun, dengan nol serangan teroris selama dua tahun. Temuan GTI 2025 menunjukkan kemajuan signifikan. Halaman all [289] url asal
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan, ancaman terorisme secara keseluruhan di Indonesia menurun sepanjang tahun 2024.
Hal ini berdasarkan temuan Global Terrorism Index (GTI) tahun 2025 yang mencatat adanya kemajuan positif dalam penanggulangan terorisme.
GTI menempatkan Indonesia pada level medium maupun low impacted by terrorism dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
"Ancaman keseluruhan dari organisasi teroris di Indonesia terus menurun sepanjang tahun 2024 yang mengindikasikan berkurangnya kapasitas operasional dari organisasi teroris yang ada," kata Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, dalam Diskusi GTI 2025 yang dikutip dari tayangan YouTube BNPT, Kamis (10/4/2025).
Ia menjabarkan bahwa selama dua tahun berturut-turut, Indonesia juga mengalami nol serangan teroris (zero terrorist attack).
Lebih lanjut, pada Juni 2024, para pemimpin senior Jemaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda secara terbuka mengumumkan pembubaran organisasi tersebut.
Diketahui, Al-Qaeda merupakan salah satu kelompok terbesar di Indonesia.
Meski ia tidak memungkiri adanya berbagai respons yang bermunculan terhadap fenomena ini, selain pandangan positif, terdapat kekhawatiran mengenai strategi baru Al-Qaeda yang mungkin berkembang.
"Oleh karena itu, diskusi kita hari ini, selain menganalisis secara mendalam tren terorisme yang berkembang serta respons kebijakannya, juga secara khusus akan mengeksplorasi mengenai pembubaran Jemaah Islamiyah dan pengaruhnya terhadap landscape terorisme di Indonesia," ucapnya.
Selanjutnya, Andhika menyampaikan bahwa temuan GTI menggarisbawahi pentingnya kehadiran dan peran negara yang secara proaktif dapat mengurangi risiko ataupun dampak dari terorisme.
Begitu pun, meningkatkan pencegahan dan ketahanan nasional, serta mendorong kerja sama internasional.
Tak hanya itu, GTI telah dirujuk oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Dan dicantumkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 dan RPJMN 2025-2029 sebagai indikator efektivitas penanggulangan terorisme di Indonesia," tandasnya.
Noordin M Top adalah salah satu teroris yang terkenal 'licin' pada masanya. Ia kerap berpindah dari kota ke kota, berganti identitas, dan menikahi banyak wanita dalam pelariannya.
Hingga akhirnya sebuah berita menyeruak ketika Noordin M Top dinyatakan tewas dalam penyergapan di Temanggung. Namun belakangan terungkap, buron teroris yang tewas tersebut bukanlah Noordin!
Dikutip dari buku Terorisme Kanan Indonesia karya Obsatar Sinaga dkk, Noordin M Top merupakan warga negara Malaysia kelahiran Kluang Johor, 11 Agustus 1968. Ia merupakan lulusan Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Bersama Dr Azahari, Noordin menjadi murid Abu Bakar Baasyir yang menyeretnya dalam sebuah paham radikal hingga menjadi teroris.
Noordin merupakan dalang untuk sejumlah kasus pengeboman di Indonesia, mulai dari Bom Kedutaan Besar Australia (2004), Bom Bali 2 (2005), serta Bom JW Marriot dan Ritz Carlton (2009). Inilah yang membuatnya menjadi teroris paling diburu pada saat itu.
Kronologi Noordin M Top Dinyatakan Tewas, tapi Salah Orang
Dirangkum dari laporan detikNews serta buku Terorisme Kanan Indonesia karya Obsatar Sinaga dkk dan Noordin M Top & Co - The Untold Stories karya Setya Krisna Sumargono, berikut ini adalah kronologi penyergapan Noordin M Top di Temanggung hingga dinyatakan bahwa yang tewas bukanlah dirinya. Mari kita simak!
1. Penyergapan di Temanggung dan Dugaan Awal
Pada tanggal 8 Agustus 2009, Detasemen Khusus 88 (Densus 88) menyerbu sebuah rumah tua di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Rumah tersebut diduga menjadi tempat persembunyian Noordin M Top, gembong teroris paling dicari di Asia Tenggara.
Dalam penggerebekan yang berlangsung selama 18 jam tersebut tersebut, polisi menembakkan bom berulang kali ke dalam rumah, hingga akhirnya dua orang yang berada di dalamnya dinyatakan tewas. Salah satu dari mereka diduga kuat adalah Noordin M Top.
Kabar kematian Noordin segera menyebar luas di berbagai media. Sumber dari kepolisian di tempat kejadian perkara (TKP) mengonfirmasi bahwa ada dua korban tewas akibat serangan tersebut. Namun, karena wajah Noordin sering berganti rupa, pihak kepolisian masih harus melakukan tes DNA untuk memastikan identitasnya. Meskipun begitu, berita kematiannya tetap menjadi perbincangan besar di Indonesia dan dunia.
Seiring dengan berkembangnya situasi, polisi tetap menutup rapat lokasi penggerebekan dengan garis polisi (police line). Para jurnalis dan warga dilarang mendekat, sehingga mereka hanya bisa menyaksikan dari kejauhan. Kepastian mengenai identitas jenazah yang ditemukan pun masih menjadi tanda tanya besar.
2. Kabar Simpang Siur dan Kecurigaan
Sehari setelah penyergapan, kabar mengenai kematian Noordin M Top semakin simpang siur. Beberapa sumber intelijen menyatakan bahwa jenazah yang ditemukan memang Noordin, tetapi perlu dikonfirmasi melalui tes DNA. Di sisi lain, muncul dugaan bahwa orang yang tewas bukanlah Noordin, melainkan seseorang bernama Reno alias Tedi atau seorang pria lain yang bernama Ibrohim.
Ibrohim adalah seorang florist atau penjual bunga yang bekerja di Hotel Ritz-Carlton. Ia dicurigai sebagai bagian dari jaringan Noordin M Top dan diduga membantu menyelundupkan bahan peledak untuk serangan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009. Namanya mulai mencuat dalam penyelidikan setelah beberapa saksi menyebutkan keterlibatannya dalam aksi teror tersebut.
Kecurigaan semakin kuat setelah pihak keluarga Noordin di Malaysia mendapatkan informasi dari kepolisian bahwa jenazah yang ditemukan di Temanggung bukanlah Noordin. Keterangan ini semakin memperkeruh suasana, mengingat sebelumnya kepolisian sempat menyatakan bahwa mereka yakin telah menewaskan Noordin M Top dalam penggerebekan tersebut.
3. Kepastian Identitas Jenazah
Pada tanggal 12 Agustus 2009, setelah dilakukan investigasi mendalam dan tes DNA, kepolisian akhirnya memastikan bahwa jenazah yang tewas dalam penyergapan di Temanggung bukanlah Noordin M Top, melainkan Ibrohim. Tes DNA yang dibandingkan dengan anak Ibrohim mengonfirmasi identitasnya. Dengan demikian, kabar mengenai kematian Noordin yang sempat heboh sebelumnya dinyatakan tidak benar.
Kepolisian juga mengungkap bahwa peran Ibrohim dalam jaringan terorisme jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Awalnya, ia hanya dianggap sebagai perantara yang membantu penyelundupan bahan peledak. Namun, setelah investigasi lebih lanjut, diketahui bahwa Ibrohim adalah perancang utama serangan bom di Marriott dan Ritz-Carlton. Ia telah menjadi bagian dari Jamaah Islamiyah (JI) sejak tahun 2000 dan disusupkan ke hotel-hotel tersebut sejak 2005.
Dengan terungkapnya fakta ini, kepolisian Indonesia kembali meningkatkan pencarian terhadap Noordin M Top, yang ternyata masih hidup dan berada dalam pelarian. Ini bukan pertama kalinya Noordin lolos dari kejaran aparat. Sebelumnya, ia juga berhasil melarikan diri dari penyergapan Densus 88 di Batu, Malang, pada tahun 2005 dan di Weleri, Kendal, pada tahun 2007.
4. Pelajaran dari Kesalahan Identifikasi
Kasus salah identifikasi ini menjadi pelajaran penting bagi aparat penegak hukum, terutama dalam menghadapi jaringan teroris yang sangat lihai dalam menyamarkan identitasnya. Noordin M Top dikenal sebagai ahli dalam penyamaran dan kerap kali menggunakan identitas palsu untuk menghindari kejaran polisi. Oleh karena itu, meskipun operasi penangkapan dilakukan dengan sangat hati-hati, kesalahan dalam mengenali target tetap bisa terjadi.
Selain itu, kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya peran investigasi berbasis forensik dalam menangani kasus terorisme. Jika hanya mengandalkan pengamatan fisik atau informasi intelijen yang belum terverifikasi, kesalahan seperti ini bisa berulang. Tes DNA yang akhirnya memastikan identitas jenazah menjadi bukti bahwa metode ilmiah sangat diperlukan untuk memastikan kebenaran dalam kasus-kasus besar seperti ini.
Meskipun penyergapan di Temanggung tidak berhasil menewaskan Noordin M Top, operasi ini tetap menjadi langkah besar dalam upaya pemberantasan terorisme di Indonesia. Fakta bahwa Ibrohim, otak di balik serangan bom Marriott dan Ritz-Carlton, berhasil dilumpuhkan menunjukkan bahwa jaringan teroris semakin terdesak. Namun, perburuan terhadap Noordin M Top masih harus berlanjut hingga akhirnya ia benar-benar ditemukan dan dinyatakan tewas dalam operasi di Solo pada bulan September 2009.
Mengenal Sosok Ibrohim, Sang Noordin M Top 'Palsu'
Berdasarkan informasi dari laporan detikNews serta buku Detik-detik Pelaku Bom Meledakan Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Tahun 2009 tulisan Pusat Data dan Analisa Tempo, Ibrohim atau Boim awalnya hanya dianggap sebagai seorang penata bunga (florist) di Hotel Ritz-Carlton. Namun, di balik pekerjaannya yang tampak biasa, ia ternyata merupakan otak utama dalam aksi pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009.
Perannya dalam aksi teror ini sangat besar, mulai dari merencanakan, mengatur, mengontrol, hingga melakukan survei lokasi sebelum aksi bom bunuh diri dilakukan. Sebagai karyawan hotel, ia memiliki akses yang memudahkannya untuk menyelundupkan bahan peledak ke dalam hotel, yang kemudian digunakan oleh para pelaku bom bunuh diri.
Setelah aksi pengeboman terjadi, Ibrohim menghilang dan menjadi buronan utama. Polisi awalnya mengira bahwa ia juga tewas dalam ledakan, tetapi hasil tes DNA menunjukkan bahwa ia tidak termasuk di antara para pelaku bom bunuh diri. Hal ini justru memperkuat dugaan bahwa ia adalah salah satu perencana utama di balik aksi tersebut.
Keberadaannya menjadi teka-teki bagi kepolisian, hingga akhirnya pada 8 Agustus 2009, ia ditemukan dalam sebuah rumah di Temanggung, Jawa Tengah. Saat itu, Densus 88 melakukan penyergapan terhadap rumah tersebut dan menewaskan dua orang yang diduga sebagai teroris.
Itulah tadi penjelasan lengkap tentang salah satu peristiwa bersejarah di Indonesia, ketika Noordin M Top dinyatakan tewas, tapi justru salah orang.