Mantan pekerja sirkus Oriental Circus Indonesia TSI datangi kantor Kementerian HAM untuk mengadukan dugaan eksploitasi yang dialami mereka selama bekerja. [352] url asal
Sejumlah mantan pekerja sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia (TSI) mendatangi kantor Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka mendatangi Kemenham untuk mengadukan dugaan eksploitasi yang dialami mereka selama bekerja.
Mantan pekerja OCI diterima langsung oleh Wakil Menteri HAM Mugiyanto. Dalam pertemuan tersebut, Mugiyanto mengatakan mantan para pekerja mengadukan tindak kekerasan dan eksploitasi yang mereka alami selama bekerja.
"Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana. Banyak kekerasannya. Ada aspek penting juga yang mungkin orang tidak pikirkan, itu soal identitas mereka. Padahal identitas seseorang itu adalah hak dasar. Mereka tidak tahu asal-usulnya," kata Mugiyanto.
Mugiyanto menegaskan Taman Safari sebagai tempat bisnis harus tunduk pada prinsip-prinsip HAM sesuai dengan Guiding Principles on Business and Human Rights yang telah diadopsi pemerintah melalui Strategi Nasional Bisnis dan HAM sejak 2022.
"Pemerintah Indonesia sudah punya strategi nasionalnya terkait bisnis dan HAM tahun 2022 yang lalu. Jadi itu harus patuh," tuturnya.
Kemenham juga akan segera memanggil manajemen Taman Safari Indonesia untuk meminta kerangan dan klarifikasi terkait dugaan tindakan eksploitasi tersebut.
"Kami akan lakukan secepatnya. Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ke depan kita sudah bisa lakukan itu," pungkasnya.
Sementara itu, kuasa hukum mantan pekerja OCI Muhammad Sholeh mendorong Kementerian HAM dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) membentuk pencari fakta.
"Agar ada sinergi lintas sektoral dari Kementerian HAM dan juga dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan, semua harus Bersatu. Menurut saya segera membentuk tim pencari fakta", kata Sholeh.
Sholeh menyebut selama korban bekerja di sirkus OCI tidak pernah menerima gaji dan malah menerima kekerasan.
"Selama mereka menjadi budak, tidak pernah menerima gaji, menerima kekejaman, kekerasan, maka harus ada ganti rugi kepada para korban. Dan ini yang belum pernah terpikirkan," pungkasnya.
Saksikan pembahasan lengkap hanya di program detikPagi edisi Kamis (17/04/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"
(vrs/vrs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Perkembangan teknologi memudahkan manusia dalam beraktivitas, termasuk ibadah seperti mengaji. Sebagaimana diketahui, kini banyak muslim yang mengaji lewat platform online seperti YouTube. Begitu juga beberapa ustaz dan ulama yang menyiarkan dakwah lewat siaran langsung ataupun dokumentasi yang bisa diputar kapan pun dan di mana pun.
Mengaji atau belajar ilmu agama hukumnya wajib bagi setiap muslim. Terkait hal ini, para ulama berhujjah dengan hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." (HR Ibnu Majah. Shahih Al-Jami')
Lalu, bagaimana hukum mengaji atau membaca Al-Qur'an lewat YouTube? Apakah muslim tetap mendapat keberkahan?
Mengaji Lewat YouTube Setara Mengaji Langsung
KH Abdul Matin Djawahir selaku Wakil Rais PWNU Jawa Timur menyebut mengaji lewat streaming YouTube setara dengan mengaji secara langsung. Hanya saja, yang membedakan adalah tempatnya.
Ia mengatakan mengaji secara online termasuk perintah Allah SWT. Sebab, Sang Khalik menciptakan gelombang elektronik bukan tanpa alasan.
Allah SWT telah memberikan kesempatan dan wadah sejak dulu bagi manusia. Dengan demikian, adanya perkembangan teknologi ini harus dimanfaatkan sebagai wadah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Nah, ini sebetulnya para kiai dalam memikirkan dan melaksanakan ngaji online ini tepat sesuai dengan apa yang difirmankan Allah SWT bahwa gelombang elektronik ini digunakan yang baik-baik, jangan sampai kalah dengan lainnya," kata KH Abdul Matin dalam Majalah AULA, dikutip Senin (18/11/2024).
Menurutnya, hal ini dikuatkan dengan firman Allah SWT pada surah Ar Rum ayat 8,
Artinya: "Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya."
Allah SWT menciptakan bumi dan seisinya bukan untuk main-main, melainkan ada manfaat di baliknya. Penciptaan ini Allah SWT takdirkan agar manusia bisa berpikir untuk memanfaatkan apa yang ada di antara langit dan bumi, termasuk perkembangan teknologi.
Senada, Buya Yahya mengatakan bahwa mempelajari ilmu agama lewat YouTube boleh jika ada uzur, seperti jarak yang jauh atau tidak memungkinkan untuk hadir.
"Belajar itu memang paling utamanya adalah hadir, talaqqi. Karena ini adalah cara belajarnya nabi, sahabat, dari baginda Nabi SAW. Talaqqi. Itu adalah martabat tertinggi. Akan tetapi jika tidak bisa seperti itu karena uzur," kata Buya Yahya dalam tayangan YouTube Al-Bahjah TV, dikutip Senin (18/11/2024).
detikHikmah telah mendapat izin tim media Buya Yahya untuk mengutip kajian yang tayang dalam YouTube Al-Bahjah TV.
Dalam kajiannya yang lain, Buya Yahya juga menjelaskan mempelajari ilmu agama lewat YouTube atau media sosial lebih baik daripada tidak mempelajari sama sekali. Menurutnya, platform tersebut sama halnya seperti kitab di era sekarang.
"Melalui YouTube sekalipun atau melalui media sosial dengan ketulusan kita, kekaguman yang terus kita pupuk di hati maka menumbuhkan cinta (sehingga) meresap ilmunya. Sebab YouTube dan media sosial hari ini seperti halnya kitab," kata ulama asal Blitar, Jawa Timur itu.
Sementara itu, dalam buku Kitab Kehidupan yang disusun Much Khoiri dikatakan bahwa YouTube adalah sebuah wadah dan alat untuk belajar. Para ustaz atau ulama mengunggah materi dakwah yang diperkirakan ditonton oleh jutaan orang.
Meskipun tidak melalui tatap muka secara langsung, materi dakwah yang tersebar sangat cepat dan luas. Setiap waktu, muslim bisa menghayati pengajian tanpa harus mengeluarkan banyak energi dan biaya.
Lebih Afdal Mengaji Lewat YouTube atau Secara Langsung?
Meski sah-sah saja dan sama seperti mengaji pada umumnya, mengaji secara langsung lebih baik menurut KH Abdul Matin. Ini dikarenakan jika mengaji secara langsung atau tatap muka dengan guru dinilai lebih afdal.
Walau demikian, mengaji lewat YouTube atau platform online lainnya diibaratkan seperti mengaji jarak jauh. Muslim bisa mengaji sambil melakukan aktivitas lain dan tetap mendapat pahala.
"Kalau ngaji tatap muka maka di situ ada nur atau cahaya besar karena dekat dengan kiai. Semua sama, baik ngaji langsung ataupun online, apalagi sekarang dalam masa kesibukan yang luar biasa. Lebih baik ngaji online daripada tidak ngaji," terang KH Abdul Matin.