JAYAPURA, KOMPAS.com - Satuan Tugas Operasi Damai Kartenz terus melakukan pengejaran terhadap pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Penihas Heluka alias Kopi Tua Heluka yang kabur dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Selasa (25/2/2025).
Penihas Heluka menamakan dirinya sebagai Komandan Operasi dan Komandan Batalyon Yamue Kodap XVI Yahukimo. Penihas kabur bersama tujuh narapidana lainnya, saat memanfaatkan kelalaian para petugas lapas saat hujan deras di Wamena.
Kepala Operasi Satgas Damai Kartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani, mengatakan, Penihas ditangkap oleh Satgas Gakkum Operasi Damai Kartenz pada 19 Mei 2023.
“Penihas merupakan komandan KKB yang terlibat dalam beberapa serangkaian aksi kriminal bersenjata di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (28/2/2025).
Jenderal bintang satu ini mengatakan, Penihas terlibat dalam serangkaian aksi kriminal, termasuk pembunuhan terhadap aparat keamanan di Papua.
“Penihas divonis oleh pengadilan 13 tahun penjara pada 7 Februari 2024,” ujar Faizal.
Faizal menegaskan, pihaknya saat ini bersama-sama dengan pihak Lapas Wamena, kepolisian baik Polres Jayawijaya, dan TNI melakukan penyelidikan terkait kaburnya Penihas bersama enam narapidana lainnya.
“Kami melakukan kerja sama dengan semua pihak, sehingga bisa melakukan penyelidikan terkait kaburnya Penihas dan enam narapidana lainnya,” katanya.
Adapun nama-nama tujuh narapidana yang kabur dari Lapas Wamena adalah Nelis Helika Bin Hendrik Heluka, Penihas Heluka alias Kopi Tua Heluka, Rio Elopere Bin Jani Elopere, Ariel Sonyap alias Koroway Bin Simon Sonyap, Sergius Asso, Ferly Wasabla alias Ferlin, dan Welinton Kogoya alias Ula.
Kepala Lapas Kelas IIB Wamena, Yoin V Aponno, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (26/2/2025), membenarkan adanya tujuh narapidana yang kabur dari Lapas Wamena.
“Kronologis sesuai olah tempat kejadian perkara (TKP) sendiri bahwa gerakan sudah dilakukan oleh warga binaan yang kabur,” katanya.
Kata Yoin, kaburnya tujuh narapidana ini disebabkan oleh petugas yang lengah dan saat itu terjadi hujan deras, sehingga mempermudah tujuh narapidana untuk kabur.
Dari tujuh narapidana yang kabur dari Lapas Wamena, salah satunya sudah ditangkap di area sekitar lapas, sedangkan enam lainnya, termasuk Penihas, masih kabur.