JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan bahwa serangan teror kepada Redaksi Tempo bersifat sistematis.
Tidak hanya mengirim kepala babi dan enam ekor bangkai tikus, serangan juga termasuk peretasan hingga penyampaian kalimat ancaman melalui media sosial.
"Kami mendapatkan data dan informasi bahwa serangan bersifat sistematis dan tidak hanya dua ini saja, bukan hanya paket pengiriman kepala babi, (tapi) ada peretasan HP, ada juga mengirim pesan di IG, dan lain sebagainya. Jadi, melalui medsos," kata Komisioner Komnas HAM, Abdul Haris Semendawai, dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (27/3/2025).
Pihaknya juga mendapatkan informasi bahwa teror tersebut berhubungan dengan demo terhadap Tempo.
Namun, korelasi antara keduanya perlu dibuktikan lebih lanjut.
Dia menuturkan, kejadian ini diduga untuk mengancam dan mengintimidasi Tempo agar tidak lagi mau bersuara.
"Temuan kami juga melihat bahwa teror tersebut sengaja untuk menimbulkan rasa takut kepada jurnalis dan berpengaruh pada kebebasan pers. Wartawan tidak berani bicara kebenaran dan terhadap hal-hal yang sensitif," ucap dia.
Ia mengungkapkan bahwa Komnas HAM sudah melakukan berbagai langkah untuk menangani kasus tersebut.
Pada Senin pekan ini, misalnya, pihaknya menerima audiensi dari Komite Keselamatan Jurnalis Indonesia dan Redaksi Tempo.
Dalam momen ini, Tempo juga menyampaikan laporan terkait dua teror, yakni teror pengiriman kepala babi pada tanggal 19 Maret 2025 dan pengiriman bangkai tikus pada 22 Maret.
Setelahnya, Komnas HAM melakukan permintaan keterangan dan peninjauan di lokasi kejadian, yakni Kantor Redaksi Tempo.
"Setelah kami bertemu dengan jurnalis Tempo tersebut, dan kunjungan ke kantor redaksi, kami menilai bahwa yang bersangkutan membutuhkan perlindungan dari LPSK. Maka, kami pun datang ke LPSK dan diterima oleh LPSK untuk mendiskusikan pemberian kemungkinan perlindungan salah satu jurnalis Tempo beserta keluarga yang membutuhkan," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Redaksi Tempo mendapat kiriman seonggok kepala babi dengan kondisi kedua telinganya terpotong melalui paket dari orang tak dikenal.
Kepala babi itu dibungkus dengan kardus, styrofoam, dan plastik.
Tidak ada surat yang mengiringi paket, hanya sebuah kata "Cica" — mengacu pada seorang jurnalis dan host Sinar Bocor Alur Politik Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica.
Adapun paket diterima pihak keamanan kantor pada Rabu (19/3/2025) dan baru diterima Cica pada Kamis (20/3/2025) sore, sekembalinya dari liputan.
Saat dibuka, bau busuk menguar.
Redaksi Tempo lantas membawanya ke luar ruangan karena khawatir membahayakan.
Setelah dibuka, tampak kepala babi yang terbungkus plastik lekat-lekat.
"Nah, di kantor dibuka, baunya menyengat. Sehingga itu dibawa ke luar, lalu dibuka. Ya itu isinya kepala babi," kata Wakil Pemimpin Redaksi Tempo Bagja Hidayat saat dihubungi, Kamis (20/3/2025).