KOMPAS.com - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi disorot usai 18 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2024 melepas jilbab saat menjalani pengukuhan di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa (13/8/2024).
Yudian mengatakan, BPIP tidak memaksa para anggota paskibraka untuk melepas jilbab.
"Penampilan paskibraka putri dengan mengenakan pakaian, atribut dan sikap tampang sebagaimana terlihat pada saat pelaksanaan tugas kenegaraan yaitu Pengukuhan Paskibraka adalah kesukarelaan mereka dalam rangka mematuhi peraturan yang ada," ujarnya, Rabu (14/8/2024).
Para anggota paskibraka putri juga menandatangani surat pernyataan bermaterai tentang kesediaan mematuhi peraturan pembentukan dan pelaksanaan tugas Paskibraka.
Kendati demikian, ia memastikan bahwa anggota paskibraka putri hanya melepas hijab saat pengukuhan paskibraka dan pengibaran sang Merah Putih pada upacara kenegaraan saja.
Atas kejadian ini, Yudian pun meminta maaf kepada masyarakat.
Berikut profil Yudian Wahyudi yang tuai sorotan publik.
Siapa itu Yudian Wahyudi?
Pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejak 5 Februari 2020.
BPIP adalah lembaga di bawah presiden yang bertugas membantu merumuskan kebijakan, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Yudian ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjadi Kepala BPIP menggantikan Yudi Latief yang mundur.
Sebelum menjadi kepala BPIP, Yudian merupakan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2016-2020.
Dilansir dari laman UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dia menyelesaikan studi S1 jurusan Peradilan Agama pada 1987.
Yudian kemudian melanjutkan kuliah ke jenjang magister di kampus yang sama jurusan Islamic Studies pada 1993. Gelar doktoralnya didapat dari McGill University pada 2002.
Kontroversi Yudian Wahyudi
Bukan kali ini saja, Yudian sebelumnya juga sempat menuai sorotan setelah minta tambahan anggaran BPIP untuk influencer.
Tak tanggung-tanggung, tambahan anggaran yang diminta untuk influencer itu mencapai Rp 45 miliar.
Pada Juni 2024, BPIP mengajukan usulan tambahan anggaran untuk 2025 sebesar Rp 100 miliar.
"Pelaksanaan sosialisasi Pancasila untuk content creator, Youtuber, influencer, Tiktoker sebesar Rp 45.594.500.000," ujar Yudian, diberitakan Kompas.com (11/6/2024).
Anggaran 2025 paling banyak ditujukan untuk sosialisasi Pancasila. Sementara dana senilai Rp 18 miliar untuk penguatan jaringan relawan Pancasila. Dana Rp 10 miliar untuk pembinaan Paskibraka dan Purnapaskibraka.
Sementara itu, pagu anggaran yang dimiliki BPIP pada 2024 mencapai Rp 342 miliar.