Dua narapidana melarikan diri dari Lapas Sumedang, namun berhasil ditangkap kembali. Pelarian ini diduga direncanakan dengan sketsa bangunan. [1,112] url asal
Tembok Lapas Kelas II B Sumedang dilompati dua narapidana berinisial ER dan D, pada Selasa 3 Desember 2024 lalu. Meski sudah berhasil keluar dari lapas, pelarian narapidana itu berhasil digagalkan warga dan sipir lapas.
Berikut 7 fakta dalam kejadian ini:
Lompati Tembok Belakang
Fajar Wahab salah satu saksi mengatakan, dia mendengar suara berisik dari atas tembok belakang kantor lapas. Tak lama kemudian dia melihat terdapat satu orang yang melompat keluar, selepas itu tak lama kemudian diikuti dengan satu orang lagi yang ikut keluar.
"Saya lagi diem di sini ada suara berisik di atas teh kirain ada yang benerin atap. Nah pas dilihat ada yang turun pake baju biasa kirain tuh petugas udah kabur ke arah jalan raya nah yang satu lagi juga ikut turun, terus saya kasih tahu yang lain itu ada napi keluar, nah petugas yang jaga di atas langsung turun juga," kata Fajar kepada detikJabar.
Ditangkap Anak Sekolah dan Sipir
Fajar mengatakan, dari penglihatannya satu napi mengenakan baju bebas dan satu napi lainnya terlihat mengenakan baju tahanan narapidana. Kejadian itu, lanjut Fajar, terjadi sebelum azan zuhur.
"Yang satu pakai baju napi, terus yang satu lagi pakai baju bebas. Itu kejadiannya tadi sebelum azan zuhur. Yang satu soalnya udah kabur ke arah jalan raya kelihatannya pakai sarung ditali-tali," katanya.
"Posisinya lagi ramai banyak anak-anak lagi pada nongkrong pulang sekolah. Tadi kebetulan ikut nangkep juga, tadi katanya kata si Abang (petugas lapas) pukulin aja napi ini yaudah langsung ikutan. Ada petugas 6 orang lah," sambungnya.
Humas Lapas Sumedang Ridwan membenarkan adanya dua napi yang sempat kabur. Namun, dirinya memastikan kedua napi sudah berhasil ditangkap dan sudah diamankan di Lapas Sumedang.
"Iya (benar ada napi kabur). Alhamdulilah sudah aman," ujar Ridwan saat dikonfirmasi detikJabar melalui pesan singkat.
Kronologi Kejadian
Kalapas Sumedang Ratri Handoyo Eko Saputro mengatakan, kronologi atas kaburnya dua narapidana tersebut terjadi saat persiapan waktu salat zuhur tiba. Saat itu, dua napi sempat ikut melakukan persiapan salat zuhur bersama dengan narapidana lainnya.
Menurut Ratri, kedua narapidana melihat kondisi dan situasi dari penjagaan yang berada di pos 2 blok A dalam lapas, yang memang saat kejadian tidak ada petugas jaga karena sedang mengawal napi yang sedang sakit kanker ke RSUD Umar Wirahadikusumah Sumedang.
"Jadi kronologinya kebetulan saat kita persiapan salat zuhur sebenarnya si anak ini sudah berada di masjid untuk melaksanakan salat zuhur, terus mereka kayaknya melihat kondisi pos yang tidak terjaga," ujar Ratri kepada awak media di Lapas Sumedang.
"Memang saat itu juga anggota kami petugas itu ada juga yang mengawal narapidana yang sedang sakit di RSUD Umar Wirahadikusumah Sumedang berkaitan dengan sakit kanker getah bening, jadi kami juga kekurangan anggota untuk melakukan penanganan di pos benteng terakhir kami," sambungnya.
Melihat kondisi tersebut, menurut Ratri, kedua napi langsung kembali ke blok mereka dan langsung melancarkan aksi kaburnya dengan cara menaiki area kamar mandi hunian blok A, dan langsung naik serta menggunakan sambungan sarung yang sudah disiapkan untuk melakukan pelarian. Mereka berdua pun akhirnya berhasil kabur secara berbarengan.
"Mereka langsung kembali ke bloknya dan menaiki ke area kamar mandi umum hunian blok A kemudian mereka melompat dari kenteng kemudian turun dan sudah mempersiapkan sarung ini untuk melakukan percobaan pelarian," katanya.
"Mereka kabur berbarengan saling berpundak-pundakan itu untuk melakukan pelarian. Mereka sudah putus dengan hukuman 1 tahun 6 bulan, dan 2 tahun di lapas sudah ada 4 bulanan karena baru menjalani sudah putus," ungkap Ratri.
1 Narapidana Sempat Berjalan Sejauh 5 KM
Kedua narapidana berhasil ditangkap kembali oleh petugas dari lapas yang mendapatkan laporan, serta dibantu oleh warga sekitar yang melihat langsung adanya aksi pelarian dari dua narapidana.
Ratri menyampaikan, satu narapidana inisial ER dengan kasus pada pasal 363 berhasil ditangkap sekitar 5 kilometer dari lapas, sedangkan napi inisial D dengan kasus pada pasal 378 ditangkap tak jauh dari tempat pelarian.
"Untuk yang pertama D itu ditangkap duluan di asrama PN di sebelah kita karena pos dua itu ada di sampingnya ada asrama PN, dan yang satunya inisial ER tertangkap di gedung Golkar sekitar 5 kilometer dari sini dia berjalan kaki tidak naik angkot," tuturnya.
Aksi Melarikan Diri Dari Lapas Sudah Direncanakan
Setelahdiperiksa, kedua narapidana telah merencanakan pelarian dengan menggambar sketsa bangunan dari dalam Lapas. Menurut Ratri bahwa narapidana dengan inisial ER sudah terlebih dahulu menggambar sketsa bangunan dari dalam Lapas satu minggu yang lalu sebelum melakukan aksi pelariannya.
"Jadi mereka sudah menggambar sketsa (rencana pelarian) dari satu Minggu sebelum mereka melakukan pelarian dan ini gambarnya mereka sudah lakukan perencanaan untuk pelarian mereka sudah melihat itu dan langsung mereka melihat situasi dari masjid," ujar Ratri.
Baru 4 Bulan di Penjara
Ratri menjelaskan, mereka berdua baru mendekam di dalam Lapas Sumedang sejak 4 bulan yang lalu. Mereka juga baru kenal satu sama lain saat berada di dalam lapas. Sehingga, kata Ratri, dalam aksi pelariannya tersebut hanya dilakukan oleh mereka berdua tanpa mengajak narapidana yang lainnya.
"Mereka cuman mengajak yang dekat dengan dia saja satu kamar yang sering ngobrol sama dia itu yang diajak," katanya.
Dikatakan Ratri, usai kedua napi ini berhasil ditangkap pihak Lapas Sumedang akan melakukan berita acara pemeriksaan (BAP). Tak hanya itu, mereka akan dijatuhi hukuman lain seperti tidak akan mendapatkan hak-haknya sebagai warga binaan serta Lapas Sumedang akan memindahkan dua napi tersebut di wilayah lainnya yang berada di Jawa Barat.
"Betul kita akan lakukan BAP saat ini langsung kita lakukan BAP dan nanti dijatuhi hukuman register F, yaitu semua tidak mendapatkan hak-haknya, seperti hak remisi dan lain sebagainya," kata dia.
Tembok Lebih Tinggi
Pasca kejadian, Lapas Sumedang langsung melakukan evaluasi terkait dengan pengamanan dari dalam Lapas. Pihak Lapas pun juga ingin menaikan tembok dengan tinggi 8 meter.
"Kami akan melakukan evaluasi berkaitan dengan pengamanan maupun nanti juga ada perbaikan-perbaikan yang memang harus kita lakukan karena memang tembok Lapas Kelas II B ini masih terlalu rendah barangkali nanti bisa ditingkatkan untuk lebih tinggi lagi sekitar 8 meter untuk saat ini sekitar 6 meter ketinggiannya," pungkasnya.