Setiap 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, mengenang G30S/PKI dan pentingnya mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar negara [1,086] url asal
Setiap tanggal 1 Oktober, Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila sebagai bentuk penghormatan terhadap dasar negara dan ideologi bangsa. Peringatan ini erat kaitannya dengan Gerakan 30 September (G30S/PKI) pada tahun 1965. Saat itu, G30S/PKI bertujuan menggulingkan pemerintahan dan meruntuhkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Dilansir dari BEM Universitas Gadjah Mada berjudul Hari Kesaktian Pancasila yang ditulis Zulfikar F, peristiwa G30S/PKI merupakan peristiwa kelam yang pernah terjadi di Indonesia. Tragedi itu menewaskan enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI AD, yang kemudian dianugerahi gelar pahlawan revolusi.
Hingga kini, insiden tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan akademisi terkait siapa dalang di balik gerakan itu dan apa motif sesungguhnya. Peristiwa ini dianggap sebagai upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno, dan menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis.
Beberapa pakar berpendapat G30S/PKI adalah gerakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mengubah dasar negara dari Pancasila menjadi komunisme. Anggapan ini diperkuat pembunuhan sejumlah perwira Angkatan Darat, yang dipandang sebagai bagian dari upaya perebutan kekuasaan.
Pemerintah Orde Baru menggambarkan insiden ini sebagai ancaman serius terhadap eksistensi Pancasila dan kedaulatan negara Indonesia. Merespons peristiwa ini, pemerintah Orde Baru menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila,
Penetapan dilakukan melalui Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat pada 17 September 1966 (Kep 977/9/1966). Peringatan ini bertujuan mengenang peristiwa yang hampir menggulingkan Pancasila, dan sebagai pengingat pentingnya menjaga ideologi negara dari ancaman ideologi lain.
Latar Belakang Peristiwa G30S/PKI
Pada malam 30 September 1965, sekelompok anggota PKI melakukan gerakan militer yang menyebabkan enam jenderal dan seorang perwira TNI AD tewas dalam peristiwa yang dikenal sebagai Pemberontakan G30S/PKI.
Jenazah para pahlawan revolusi tersebut ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur, dan menjadi simbol dari kekejaman gerakan tersebut. Pemberontakan ini dimaksudkan untuk mengubah ideologi negara dari Pancasila menjadi ideologi komunis.
Namun, upaya pemberontakan tersebut berhasil digagalkan TNI dan pemerintah yang saat itu dipimpin Presiden Soekarno dan Jenderal Soeharto. Pada 1 Oktober 1965, pemerintahan Indonesia berhasil mengendalikan kembali situasi.
Termasuk menumpas gerakan yang ingin merusak kedaulatan negara. Momentum ini menjadi dasar bagi pemerintah menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, sebagai simbol kemenangan ideologi Pancasila atas ancaman ideologi lain.
Makna Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya sekadar peringatan atas keberhasilan negara dalam melawan pemberontakan. Tetapi, juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga persatuan dan keutuhan negara berdasarkan ideologi Pancasila.
Peringatan ini memiliki makna mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Terutama untuk terus mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap tahun, upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila digelar di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan revolusi yang gugur. Juga menjadi momen refleksi agar tidak melupakan sejarah dan tetap setia kepada Pancasila sebagai panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila sebagai momen bersejarah yang penuh makna. Peristiwa ini tak hanya menjadi pengingat atas berbagai tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai dasar negara, tetapi juga simbol kekuatan dan ketahanan ideologi bangsa.
Fungsi Pancasila
Peristiwa kelam G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965 menjadi latar belakang utama peringatan Hari Kesaktian Pancasila, ketika Pancasila berhasil dipertahankan dari ancaman kudeta yang berupaya menggantikan ideologi negara.
Dilansir dari jurnal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak berjudul Kesaktian Pancasila Dalam Membangun Kesadaran dan Keamanan Bangsa Indonesia, yang ditulis Fathurrosi, pendiri bangsa menginginkan Pancasila dijadikan dasar mengelola kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, untuk menciptakan masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Pancasila pertama kali diperkenalkan secara resmi Ir Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Bung Karno menjelaskan, Pancasila merupakan dasar filosofis atau philosofische grondslag, yakni landasan mendasar yang berfungsi sebagai fondasi negara merdeka yang akan didirikan.
Selain menjadi fondasi berdirinya negara, Pancasila juga berperan sebagai ideologi nasional dan pandangan hidup bangsa. Fungsi lainnya adalah sebagai pemersatu bangsa serta pemandu dalam mencapai cita-cita nasional.
Sebagai pandangan hidup, Pancasila diharapkan menjadi bintang pemandu atau Leitstar yang mengarahkan bangsa Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan di masa depan. Karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus mencerminkan kebenaran yang tak terbantahkan, sehingga masyarakat rela menerimanya sebagai pegangan hidup.
Pentingnya kedudukan Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia membuat setiap warga negara dan penyelenggara negara berkewajiban untuk memahami, meyakini, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga dan memperkuat Pancasila menjadi tanggung jawab bersama, sehingga fondasi ini tetap kokoh dan mampu mengantisipasi perkembangan zaman. Dengan begitu, Pancasila terus relevan dalam membimbing masyarakat menuju tujuan nasional yang diinginkan.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tak hanya sebatas mengenang masa lalu, namun juga menjadi refleksi bagi seluruh rakyat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa ini mengingatkan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang telah terbukti kokoh dalam menghadapi berbagai ancaman dari dalam maupun luar negeri.
Masyarakat diharapkan tidak hanya mengenang perjuangan para pahlawan pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Tetapi juga mengukuhkan tekad untuk terus menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, diharapkan generasi penerus bangsa dapat terus menjaga nilai-nilai luhur Pancasila, serta mempertahankan persatuan dan integritas bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Artikel ini ditulis oleh Sri Rahayu, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.