ACEH TENGGARA, KOMPAS.com – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen Pas) Aceh menggelar pertemuan dengan seluruh camat dan kepala desa di Aceh Tenggara, Rabu (12/3/2025), untuk meminta bantuan dalam pencarian narapidana yang kabur dari Lapas Kelas II B Kutacane.
Kepala Dirjen Pas Aceh, Yan Rusmanto, mengatakan pertemuan ini bertujuan agar perangkat desa membantu mengajak para napi yang melarikan diri untuk kembali ke lapas secara sukarela.
"Untuk meminta secara kekeluargaan melalui keluarganya oleh para perangkat desa supaya dengan kesadaran mereka kembali ke lapas untuk melanjutkan tanggung jawabnya sebagai seorang warga binaan," kata Yan Rusmanto saat dikonfirmasi via WhatsApp.
Ia menegaskan bahwa seluruh pihak, termasuk Bupati Aceh Tenggara dan jajarannya, telah menyatakan dukungan dalam proses pencarian napi.
"Intinya, bapak bupati dengan segenap perangkatnya di hadapan bapak direktur jenderal pemasyarakatan, siap mendukung dan membantu menyelesaikan permasalahan terkait pelarian di Lapas Kutacane," ujarnya.
Hingga saat ini, sebanyak 26 napi telah berhasil diamankan dari total 52 napi yang melarikan diri. "Pagi ini nambah 2 orang lagi, jadi yang belum kembali masih 26 orang," sebutnya.
Para napi diketahui kabur menjelang berbuka puasa pada Senin (10/3/2025), diduga akibat kekecewaan terhadap sejumlah tuntutan yang tidak dipenuhi petugas lapas.
Salah satu tuntutan mereka adalah keberadaan bilik asmara di dalam lapas, serta keluhan terkait lambatnya pembagian makanan berbuka puasa yang menyebabkan antrean panjang dan desak-desakan.
"Menurut keterangan dari pihak Lapas, insiden bermula saat proses pembagian makanan berbuka puasa dilakukan secara satu per satu, yang memicu ketidakpuasan para warga binaan," ujar Kapolres Aceh Tenggara, AKBP R. Doni Sumarsono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/3/2025).
Kericuhan terjadi sekitar pukul 18.25 WIB. Sejumlah napi secara serentak mendobrak pintu besi pembatas wilayah aman di dalam lapas. Setelah pintu roboh, mereka berlarian menuju pintu gerbang utama dan melawan petugas.
Mereka kemudian membobol plafon ruangan staf lapas, naik ke atap, dan mendobrak seng atap kantor untuk keluar dari lapas. Pihak berwenang kini masih terus memburu napi yang belum kembali.