KOMPAS.com - Kejatuhan rezim Bashar al-Assad di Suriah pada 8 Desember 2024 diikuti dengan pembebasan ribuan tahanan dari penjara-penjara bawah tanah.
Ribuan orang telah ditahan secara sewenang-wenang oleh rezim otoriter al-Assad. Kebanyakan ditahan karena menghadiri demonstrasi atau sekadar menyuarakan ketidakpuasan.
Pada 12 Desember 2024, CNN menayangkan momen jurnalis Clarissa Ward menemukan seorang tahanan yang tertinggal sendirian di dalam sel terkunci di penjara yang sudah dikosongkan.
Pria itu disebut tidak tahu bahwa rezim Assad sudah tumbang.
Dalam video yang ditayangkan CNN, tampak seorang penjaga membuka kunci pintu, lalu Ward memasuki sel dan menemukan sesosok tubuh berselimut meringkuk di sudut.
"Apakah ada seseorang di sana?” Ward bertanya beberapa kali.
Ketika seorang penjaga mendekat, seorang pria muncul dari balik selimut dengan tangan terangkat. Pria itu mengatakan bahwa dia telah berada di dalam sel selama tiga bulan.
"Kamu baik-baik saja, kamu baik-baik saja," kata Ward kepadanya.
Ward menawarkan air minum kepada pria tersebut dan menggenggam tangannya. Saat mereka membawa pria itu keluar dari penjara, dia menatap langit dengan lega.
Identitas palsu
Tahanan yang ditemukan CNN mengaku bernama "Adel Gharbal" dari Homs. Dia mengaku ditangkap tiga bulan sebelumnya karena ponselnya digeledah, dan dibawa ke Damaskus.
Gharbal mengatakan, awalnya ia ditahan di penjara lain sebelum dipindahkan ke lokasi yang ditunjukkan dalam video, tiga hari setelah jatuhnya rezim Assad.
Akan tetapi, identitas pria tersebut diragukan oleh media pemeriksa fakta Suriah, Verify-Sy. Mereka tidak menemukan catatan publik terkait tahanan bernama "Adel Gharbal".
Kemudian, Verify-Sy melakukan penelusuran lebih lanjut di Homs. Hasilnya, mereka menemukan bahwa nama asli pria tersebut adalah "Salama Mohammad Salama".
Salama, atau juga dikenal sebagai "Abu Hamza" adalah seorang letnan satu di Intelijen Angkatan Udara Suriah, yang terkenal dengan aktivitasnya di Homs.
Penduduk di lingkungan Al-Bayyada mengidentifikasi Abu Hamza sering ditempatkan di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk barat daerah itu.
Abu Hamza dilaporkan mengelola beberapa pos pemeriksaan keamanan di Homs dan terlibat dalam pencurian, pemerasan, dan memaksa penduduk untuk menjadi informan.
Menurut penduduk setempat, sebulan lalu Abu Hamza ditahan karena berselisih dengan seorang perwira yang lebih tinggi mengenai pembagian keuntungan dari hasil pungutan liar.
Warga Homs mengatakan bahwa Abu Hamza atau Salama memiliki riwayat kelam. Dia berpartisipasi dalam operasi militer di Homs pada 2014, membunuh warga sipil.
Selain itu, Abu Hamza bertanggung jawab atas penahanan dan penyiksaan banyak pemuda di kota tanpa alasan atau dengan tuduhan yang dibuat-buat.
Banyak yang menjadi sasaran hanya karena menolak membayar suap, menolak bekerja sama, atau bahkan karena alasan yang sewenang-wenang seperti penampilan mereka.
CNN melakukan penyelidikan
Sementara itu, seorang juru bicara CNN mengatakan kepada The Telegraph bahwa mereka telah menyelidiki latar belakang tahanan yang mengaku bernama "Adel Gharbal" tesebut.
"Kami telah menyelidiki latar belakangnya dan menyadari bahwa dia mungkin telah memberikan identitas palsu. Kami akan melanjutkan dan memperluas laporan kami mengenai hal ini," kata jubir CNN, seperti diberitakan The Telegraph, Senin (16/12/2024).
Jubir itu menambahkan, tidak ada seorang pun selain tim CNN yang mengetahui rencana untuk mengunjungi gedung penjara yang ditampilkan dalam tayangan tersebut.
"Peristiwa itu terjadi seperti yang muncul dalam tayangan kami. Keputusan untuk membebaskan tahanan yang ditampilkan dalam laporan kami diambil oleh penjaga - seorang pemberontak Suriah," ujarnya.
"Kami melaporkan apa adanya, termasuk apa yang dikatakan oleh tahanan kepada kami, dengan atribusi yang jelas," tuturnya.