
Israel Akan Bebaskan Ratusan Tahanan Palestina, Ditukar 4 Jasad Sandera
Para mediator mencapai kesepakatan terbaru untuk pembebasan ratusan tahanan Palestina, yang tertunda, untuk ditukar dengan empat jenazah sandera Israel. [386] url asal
#gencatan-senjata-gaza #tahanan-palestina #sandera-israel #benjamin-netanyahu #kebuntuan #tahanan #tel-aviv #hamas #afp #jenazah #jenazah-sandera-israel #perjanjian-gencatan #jenazah-sandera-israel #komite-palang

Para mediator berhasil mencapai kesepakatan terbaru untuk pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel, yang seharusnya dibebaskan pekan lalu namun tertunda. Pembebasan para tahanan Palestina itu akan ditukar dengan empat jenazah sandera Israel.
Kelompok Hamas, seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (26/2/2025), mengonfirmasi kesepakatan baru itu, yang tercapai di bawah pengawasan Mesir sebagai salah satu mediator.
Hamas mengungkapkan pada Selasa (25/2) waktu setempat bahwa para tahanan Palestina, yang pembebasannya tertunda, akan dibebaskan oleh Israel bersamaan dengan diserahkannya empat jenazah sandera Israel yang tewas saat ditahan di Jalur Gaza.
Disebutkan Hamas bahwa pertukaran itu masih menjadi bagian dari tahap pertama gencatan senjata Gaza, yang berlangsung sejak 19 Januari.
Kesepakatan pertukaran itu, sebut Hamas, berhasil dicapai ketika delegasi kelompok militan itu, yang dipimpin pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Khalil Al-Hayya, berkunjung ke Kairo pekan ini. Delegasi Hamas menegaskan komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata Gaza "dengan seluruh tahapan dan klausulnya".
"Mereka (para tahanan Palestina) akan dibebaskan bersamaan dengan jenazah para tahanan (sandera) Israel yang disepakati untuk diserahkan pada tahap pertama, selain perempuan dan anak-anak Palestina," demikian pernyataan Hamas.
Kesepakatan baru ini tercapai setelah sempat terjadi kebuntuan mengenai pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina, yang sengaja ditunda oleh Israel.
Pada Sabtu (22/2) lalu, Hamas telah membebaskan enam sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza. Namun Israel menunda pembebasan ratusan tahanan Palestina sebagai imbalannya. Dalam pernyataannya, Tel Aviv menuduh Hamas telah melanggar perjanjian dengan menggelar seremoni di depan publik saat penyerahan sandera Israel di Jalur Gaza.
Sejak gencatan senjata berlaku pada pertengahan Januari lalu, Hamas telah membebaskan 25 sandera Israel dalam seremoni publik yang digelar di berbagai wilayah Jalur Gaza. Dalam seremoni itu, para militan bersenjata dan bermasker mengarak para sandera ke atas panggung yang dihiasi slogan-slogan Hamas.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam seremoni publik Hamas itu, yang disebutnya sebagai "seremoni memalukan yang tidak menghormati para sandera kami". Dia menuding Hamas "menggunakan para sandera secara sinis untuk propaganda" mereka.
Komite Palang Merah Internasional mendesak semua pihak untuk melakukan pertukaran tahanan dan sandera "dengan cara yang bermartabat dan secara privat".
Kesepakatan baru soal pertukaran tahanan Palestina dan jenazah sandera Israel itu mengindikasikan bahwa krisis yang bisa memicu kegagalan gencatan senjata Gaza bisa dihindari. Namun sejauh ini, Israel belum memberikan komentarnya.
(nvc/ita)
Kecaman Hamas ke Netanyahu Gegara Tahanan Palestina Belum Dibebaskan
Israel menunda pembebasan tahanan Palestina. Hamas mengecam dan menilai Israel mengganggu perjanjian. [605] url asal
#hamas #benjamin-netanyahu #palestina #gaza #israel #netanyahu-gegara-tahanan-palestina-belum #kantor-netanyahu #ezzat-el-rashq #pertempuran #pelanggaran #pembebasan-tahanan-palestina #netanyahu-gegara #pembebasan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda pembebasan tahanan Palestina berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza. Penundaan pembebasan tahanan itu akan dilakukan hingga Hamas mengakhiri 'upacara yang dianggap memalukan' saat menyerahkan sandera Israel.
"Mengingat pelanggaran berulang Hamas --termasuk upacara memalukan yang tidak menghormati sandera kami dan penggunaan sandera secara sinis untuk propaganda-- telah diputuskan untuk menunda pembebasan warga Palestina yang direncanakan kemarin (Sabtu) hingga pembebasan sandera berikutnya dipastikan, tanpa upacara yang memalukan," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Minggu (23/2/2025).
Penundaan pembebasan tahanan Palestina itu mendapat kecaman dari Hamas. Hamas menyoroti alasan Israel.
Hamas mengatakan hal itu sebagai dalih untuk menghindari kewajiban Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza.
"Keputusan Netanyahu mencerminkan upaya yang disengaja untuk mengganggu perjanjian, merupakan pelanggaran yang jelas terhadap ketentuannya, dan menunjukkan kurangnya keandalan pendudukan dalam melaksanakan kewajibannya," kata anggota Hamas bidang politik, Ezzat El Rashq, dalam pernyataannya, dilansir Al Arabiya, Minggu (23/2/2025).
Dilansir Aljazeera, Hamas menilai upacara penyerahan tahanan bukanlah penghinaan terhadap para sandera yang dibebaskan. Menurutnya, upacara tersebut merupakan perlakuan manusiawi.
"Upacara penyerahan tahanan tidak termasuk penghinaan terhadap mereka, tetapi justru mencerminkan perlakuan manusiawi yang mulia terhadap mereka", kata Hamas, mengacu pada penyelenggaraan pembebasan tawanan.
Diketahui, sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari, Hamas telah membebaskan 25 sandera Israel. Pembebasan sandera tersebut disiapkan dalam 'upacara', di mana terlihat kelompok militan mengarak para tawanan di atas panggung dan tawanan melambaikan tangan kepada warga Gaza yang berkumpul untuk menyaksikan acara tersebut. Para tawanan juga berbicara melalui mikrofon.
Dalam upacara tersebut, para sandera juga diberikan sertifikat dalam bahasa Ibrani untuk menandai berakhirnya penahanan mereka sebelum diserahkan kepada petugas Palang Merah, yang selanjutnya diserahkan kepada pasukan Israel.
Keluarga Tahanan Palestina Kecewa
Terkait penundaan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, keluarga tahanan Palestina mengaku kecewa dan marah dengan hal tersebut.
"Keluarga para tawanan perang berada dalam keadaan marah, sedih, dan dendam, dan para mediator harus melakukan bagian mereka saat mereka mulai menyelesaikannya sehingga keluarga para tawanan perang dapat bersukacita atas pembebasan tawanan perang mereka yang seharusnya dibebaskan hari ini," kata salah satu warga, Bassam al-Khatib.
"Anda telah menerima tawanan perang Anda, jadi mengapa menunda penyerahan tawanan perang Palestina kami? Ini adalah sesuatu yang menyakitkan hati, kurangnya komitmen dan mengabaikan semua standar dan hukum internasional, dan mengabaikan negara-negara yang mensponsori perjanjian ini," tambahnya.
Israel Siap Lanjutkan Perang
Benjamin Netanyahu menyebut Israel siap untuk melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza setiap saat. Dia sesumbar sambil berjanji untuk menyelesaikan tujuan perang, baik melalui negosiasi atau dengan cara lain.
"Kami siap untuk melanjutkan pertempuran sengit kapan saja, rencana operasional kami sudah siap," kata Netanyahu dalam upacara dengan petugas tempur, sehari setelah Israel menghentikan pembebasan tahanan Palestina yang seharusnya menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata, dilansir AFP, Minggu (23/2/2025).
"Di Gaza, kami telah melenyapkan sebagian besar pasukan terorganisir Hamas, namun tidak ada keraguan-kami akan menyelesaikan tujuan perang sepenuhnya-baik melalui negosiasi atau dengan cara lain," tambahnya.
Gencatan senjata di Gaza, yang dimulai pada 19 Januari, sebagian besar menghentikan pertempuran dahsyat yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan di wilayah Palestina.
Tahap pertama gencatan senjata berakhir pada awal bulan Maret mendatang. Tetapi negosiasi untuk tahap berikutnya belum dilakukan, yang dimaksudkan untuk mengakhiri perang secara permanen yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Israel diperkirakan akan membebaskan lebih dari 600 tahanan Palestina pada hari Sabtu dengan imbalan enam sandera Israel yang dibebaskan oleh militan Hamas di Gaza.
Namun Netanyahu mengatakan pembebasan tahanan akan ditunda sampai Hamas mengakhiri 'upacara memalukan' sambil membebaskan sandera Israel. Hamas menuduh Israel membahayakan gencatan senjata di Gaza setelah pemerintah menghentikan pembebasan tahanan Palestina.

Hamas Kecam Netanyahu Tunda Bebaskan Tahanan Palestina: Ganggu Perjanjian
Hamas mengecam keputusan Israel yang menunda pembebasan tahanan Palestina. Hamas menyoroti alasan Israel yang menuding upacara penyerahan sandera "memalukan". [407] url asal
#israel #palestina #hamas #gaza #pembebasan-warga-palestina #mikrofon #senjata #netanyahu-tunda #tahanan #penyerahan-tawanan-perang-palestina #perjanjian-gencatan-senjata-gaza #palang-merah #benjamin-netanyahu #bas

Hamas mengecam keputusan Israel yang menunda pembebasan tahanan Palestina. Hamas menyoroti alasan Israel yang menuding upacara penyerahan sandera adalah "memalukan".
Hamas mengatakan hal itu sebagai dalih untuk menghindari kewajiban Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza.
"Keputusan Netanyahu mencerminkan upaya yang disengaja untuk mengganggu perjanjian, merupakan pelanggaran yang jelas terhadap ketentuannya, dan menunjukkan kurangnya keandalan pendudukan dalam melaksanakan kewajibannya," kata anggota Hamas bidang politik, Ezzat El Rashq, dalam pernyataannya, dilansir Al Arabiya, Minggu (23/2/2025).
Sementara itu dilansir Aljazeera, Hamas menilai upacara penyerahan tahanan bukanlah penghinaan terhadap para sandera yang dibebaskan. Justru menurutnya, upacara tersebut merupakan perlakuan manusiawi.
"Upacara penyerahan tahanan tidak termasuk penghinaan terhadap mereka, tetapi justru mencerminkan perlakuan manusiawi yang mulia terhadap mereka", kata Hamas, mengacu pada penyelenggaraan pembebasan tawanan.
Hamas meminta mediator untuk campur tangan untuk mendesak Israel untuk mematuhi ketentuan kesepakatan.
Sementara itu, keluarga tahanan Palestina mengaku kecewa dan marah dengan dibatalkannya pembebasan tahanan dari Israel.
"Keluarga para tawanan perang berada dalam keadaan marah, sedih, dan dendam, dan para mediator harus melakukan bagian mereka saat mereka mulai menyelesaikannya sehingga keluarga para tawanan perang dapat bersukacita atas pembebasan tawanan perang mereka yang seharusnya dibebaskan hari ini," kata salah satu warga, Bassam al-Khatib.
"Anda telah menerima tawanan perang Anda, jadi mengapa menunda penyerahan tawanan perang Palestina kami? Ini adalah sesuatu yang menyakitkan hati, kurangnya komitmen dan mengabaikan semua standar dan hukum internasional, dan mengabaikan negara-negara yang mensponsori perjanjian ini," tambahnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda pembebasan tahanan Palestina berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza. Penundaan pembebasan tahanan itu akan dilakukan hingga Hamas mengakhiri 'upacara yang dianggap memalukan' saat menyerahkan sandera Israel.
"Mengingat pelanggaran berulang Hamas --termasuk upacara memalukan yang tidak menghormati sandera kami dan penggunaan sandera secara sinis untuk propaganda-- telah diputuskan untuk menunda pembebasan warga Palestina yang direncanakan kemarin (Sabtu) hingga pembebasan sandera berikutnya dipastikan, tanpa upacara yang memalukan", kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Minggu (23/2/2025).
Diketahui, sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari, Hamas telah membebaskan 25 sandera Israel. Pembebasan sandera tersebut disiapkan dalam 'upacara', terlihat kelompok militan mengarak para tawanan di atas panggung, tawanan juga melambaikan tangan kepada warga Gaza yang berkumpul untuk menyaksikan acara tersebut. Para tawanan juga berbicara melalui mikrofon.
Dalam upacara tersebut, para sandera juga diberikan sertifikat dalam bahasa Ibrani untuk menandai berakhirnya penahanan mereka sebelum diserahkan kepada petugas Palang Merah, yang selanjutnya diserahkan kepada pasukan Israel.
(yld/gbr)
Palang Merah Terima 4 Jasad Warga Israel di Gaza, Hamas: Netanyahu Membunuh Mereka
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada hari Kamis (20.2.2025) menerima jenazah empat tahanan Israel dari Jalur Gaza, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata... | Halaman Lengkap [741] url asal
#jalur-gaza #hamas #brigade-al-qassam #benjamin-netanyahu #kejahatan-perang-israel
(SINDOnews Ekbis) 20/02/25 19:01
v/81167/

Lima kendaraan ICRC memasuki Makam Syuhada di daerah Bani Suhaila, Khan Yunis, di Gaza selatan.
Setelah menandatangani dokumen dengan perwakilan perlawanan, ICRC menerima empat peti mati, masing-masing berisi foto dan nama tahanan Israel, tanggal kematian, dan tulisan ?dibunuh oleh tentara pendudukan.?
The ICRC has received the bodies of four Israeli captives.
? The Palestine Chronicle (@PalestineChron) February 20, 2025
Hamas says the resistance ensured their dignity in death?unlike Israel, which it accuses of neglecting them in life and blocking prisoner swaps.
Israeli Army Radio: The captives were held east of Khan Younis, where? pic.twitter.com/TfyYyBvhu6
Pasukan Israel telah menargetkan daerah tersebut secara besar-besaran selama operasi militer mereka di Gaza.
Spanduk dikibarkan di daerah tersebut bertuliskan, ?Kembalinya perang = kembalinya tahanan dalam peti mati,? merujuk pada nasib yang menanti para tahanan Israel di Gaza jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memutuskan kembali berperang.
Serah terima tersebut dihadiri sekelompok tahanan Gaza yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, yang telah dibebaskan selama gelombang-gelombang perjanjian gencatan senjata sebelumnya di Gaza.
Juru bicara militer Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaidah, menyatakan Brigade tersebut, bersama dengan Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, akan menyerahkan jenazah keluarga Bibas dan tahanan Oded Lifshitz.
???? Video from Khan Yunis during the handover of the bodies of four Israeli captives shows a banner on the stage reading:
? The Palestine Chronicle (@PalestineChron) February 20, 2025
"The war criminal Netanyahu & his Nazi army killed them with missiles from zionist warplanes." pic.twitter.com/3BHKiLvQvU
Dia menjelaskan semua tahanan tersebut masih hidup sebelum tempat-tempat di mana mereka ditahan sengaja dibom pesawat-pesawat Israel.
Yarden Bibas ditangkap pada 7 Oktober 2023, dan dibawa bersama istrinya, Shiri, dan kedua anak mereka, Kfir dan Ariel, ke Gaza.
Brigade Qassam membebaskan Yarden Bibas pada 1 Februari sebagai bagian dari gelombang keempat pertukaran tahanan dalam fase pertama perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dengan Israel.
Koresponden Al-Jazeera mengutip sumber di Brigade Mujahidin yang mengatakan Shiri Bibas bekerja di kantor komandan wilayah selatan di Divisi Gaza dan merupakan peserta pelatihan di Unit 1200.
Setelah penangkapannya, dia diamankan di satu rumah berbenteng bersama kedua putranya, dan kebutuhan mereka terpenuhi.
???? Video circulated during preparations in Gaza for the handover of the bodies of four Israeli captives on the 33rd day of the ceasefire. pic.twitter.com/52NovZtBgl
? The Palestine Chronicle (@PalestineChron) February 20, 2025
Namun, pasukan Israel menargetkan rumah tersebut dengan rudal dari pesawat F-16, yang menyebabkan kehancuran totalnya.
Oded Lifshitz berusia 85 tahun saat dia ditangkap, menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.
Militer Israel mengumumkan mereka telah menerima jenazah para tahanan dari Palang Merah.
Saluran 12 Israel melaporkan Netanyahu ingin berpartisipasi dalam upacara penerimaan jenazah tetapi kemudian membatalkannya.
Presiden Israel Isaac Herzog menulis di akun X-nya, ?Kami menyesal kami tidak melakukan tugas kami dan tidak menjangkau mereka yang diculik pada hari yang menyakitkan itu dan tidak mengembalikan mereka ke rumah mereka dengan selamat.?
Netanyahu telah menekankan Israel akan mengalami "hari yang sulit dan menyedihkan" dengan pengembalian jenazah para tahanan, seraya menambahkan, "Hati saya tercabik, dan hati seluruh dunia pasti tercabik... Kami merasakan kesedihan dan kepedihan, tetapi kami bertekad memastikan peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi."
Menurut media Israel, jenazah-jenazah tersebut akan dipindahkan ke Institut Kedokteran Forensik di Abu Kabir, sebelah selatan Tel Aviv, untuk diperiksa, yang dapat memakan waktu berjam-jam atau lebih, tergantung pada kondisi jenazah.
Dokter akan melakukan beberapa tes, termasuk tes DNA, pemindaian CT, dan rontgen gigi. Diagnosis akan menentukan penyebab kematian, tetapi pengumuman hasilnya mungkin tertunda.
Dengan mediasi Mesir dan Qatar serta dukungan Amerika Serikat, perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari, dan mencakup tiga tahap, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari.
Namun, Israel masih menunda dimulainya negosiasi untuk tahap kedua. Pada tahap pertama perjanjian tersebut, ketentuannya menetapkan pembebasan bertahap 33 tahanan Israel di Gaza, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina dan Arab yang diperkirakan berjumlah antara 1.700 hingga 2.000 orang.
Antara 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, pasukan Israel melakukan tindakan di Gaza yang mengakibatkan lebih dari 159.000 warga Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14.000 orang hilang.
Aksi genosida oleh Israel itu menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

3 Sandera Israel Akan Dibebaskan Hamas, Ditukar 369 Tahanan Palestina
Hamas akan membebaskan tiga sandera Israel di Gaza pada Sabtu (15/2). Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 369 tahanan Palestina dari penjara mereka. [387] url asal
#hamas #jalur-gaza #sandera-israel #tahanan-palestina #gencatan-senjata-gaza #israel-amerika-serikat #ribuan-tahanan-palestina #argentina #gencatan-senjata #benjamin-netanyahu #sagui-dekel-chen #jihad #gaza #penj

Kelompok Hamas akan membebaskan tiga sandera Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (15/2) waktu setempat. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sebanyak 369 tahanan Palestina dari penjara-penjara mereka.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (15/2/2025), hal ini akan menjadi pertukaran sandera-tahanan keenam sejak gencatan senjata diberlakukan di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel pada 19 Januari lalu.
Pertukaran ini sempat terhambat pekan ini, Hamas mengumumkan akan menunda pembebasan sandera usai menuduh Israel melanggar kesepakatan. Israel dalam tanggapannya mengancam akan mengakhiri gencatan senjata dan melanjutkan kembali perang di Jalur Gaza.
Namun pada Jumat (14/2) waktu setempat, kedua pihak mengisyaratkan bahwa pertukaran sandera-tahanan yang dijadwalkan pada Sabtu (15/2) akan tetap dilaksanakan.
Hamas telah mengumumkan bahwa ada tiga sandera yang akan dibebaskan pada Sabtu (15/2), termasuk salah satunya seorang sandera berkewarganegaraan Israel-Amerika Serikat (AS).
Kelompok Jihad Islam, sekutu Hamas, secara terpisah mengatakan akan membebaskan sandera berkewarganegaraan Israel-Rusia sebagai bagian kesepakatan.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya telah menerima tiga nama sandera yang akan dibebaskan di Jalur Gaza pada Sabtu (15/2) waktu setempat. Ketiga sandera itu terdiri atas Sagui Dekel-Chen yang berkewarganegaraan Israel-Amerika, kemudian Sasha Trupanov yang berkewarganegaraan Israel-Rusia, dan Yair Horn yang berkewarganegaraan Israel-Argentina.
Ketiganya disandera oleh Hamas dan Jihad Islam sejak 7 Oktober 2023 lalu ketika Hamas memimpin serangan mengejutkan terhadap Israel, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.
Kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina, dalam pernyataannya, menyebut Israel akan membebaskan 369 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan tiga sandera Israel tersebut. Disebutkan bahwa terdapat "36 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup" terkait serangan terhadap warga Israel.
Sekitar 24 tahanan di antaranya, sebut Klub Tahanan Palestina, akan dideportasi ke negara lain usai dibebaskan oleh Israel.
Mayoritas dari tahanan Palestina yang akan dibebaskan oleh Israel itu, sekitar 333 tahanan, menurut Klub Tahanan Palestina, merupakan "tahanan dari Jalur Gaza yang ditangkap setelah 7 Oktober".
Berdasarkan kesepakatan tahap pertama gencatan senjata Gaza, yang berlangsung selama 42 hari sejak pertengahan Januari lalu, Hamas harus membebaskan 33 sandera Israel. Sedangkan Israel membalasnya dengan membebaskan ribuan tahanan Palestina dari penjaranya.
Setelah krisis terjadi yang hampir mengakhiri gencatan senjata yang rapuh di Jalur Gaza, Hamas mengatakan pihaknya mengharapkan perundingan tahap kedua bisa dimulai pada awal pekan depan.
(nvc/idh)
Trump Umumkan AS Keluar dari Dewan HAM PBB!
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan keluar dari badan Dewan HAM PBB. [534] url asal
#donald-trump #dewan-ham-pbb #amerika-serikat #associated-press #nikki-haley #perang #suriah #perang-arab-israel-tahun-1948 #benjamin-netanyahu #amerika #pentingnya-dewan-ham-pbb #stephane-dujarric #badan-dewan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan keluar dari badan Dewan HAM PBB. Trump juga menyatakan pemerintah AS tidak akan melanjutkan pendanaan untuk badan PBB yang membantu pengungsi Palestina.
Dilansir Associated Press, Rabu (5/2/2025), pengumuman Trump ini disampaikan pada hari Selasa (4/2) waktu setempat, hari di mana dia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung. Pemerintah Israel telah lama menuduh badan HAM PBB dan UNRWA bias terhadap Israel dan antisemitisme.
Perintah eksekutif Trump juga menyerukan peninjauan kembali keterlibatan Amerika dalam Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB yang berpusat di Paris, Prancis, yang dikenal sebagai UNESCO. Trump juga memerintahkan peninjauan kembali pendanaan AS untuk PBB mengingat "perbedaan besar dalam tingkat pendanaan di antara berbagai negara."
"Saya selalu merasa bahwa PBB memiliki potensi yang luar biasa," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih. "Saat ini PBB tidak dapat memenuhi potensi tersebut. ... Mereka harus bertindak lebih baik," cetusnya.
Ia mengatakan PBB perlu "bersikap adil terhadap negara-negara yang pantas mendapatkan keadilan," seraya menambahkan bahwa ada beberapa negara, yang tidak disebutkan namanya, yang merupakan "negara-negara yang tidak biasa, yang sangat buruk dan hampir lebih disukai."
Trump menarik AS keluar dari Dewan HAM PBB yang berpusat di Jenewa, Swiss tahun lalu, dan menghentikan pendanaan untuk badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA. Duta besar AS untuk PBB saat itu, Nikki Haley, menuduh dewan tersebut memiliki "bias kronis terhadap Israel" dan menekankan pada apa yang disebutnya sebagai pelanggar HAM di antara para anggotanya.
Ini dilakukan setelah Israel menuduh UNRWA melindungi para militan Hamas yang berpartisipasi dalam serangan mendadak pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Tuduhan ini telah dibantah oleh UNRWA.
Presiden Joe Biden kemudian memperbarui dukungan AS terhadap Dewan HAM PBB, dan AS memenangkan kursi di badan beranggotakan 47 negara tersebut pada Oktober 2021. Namun, pemerintahan Biden mengumumkan pada akhir September lalu, bahwa Amerika Serikat tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua berturut-turut.
Saksikan Live d'Rooftalk: Jurus Jitu Wihaji Turunkan Angka Stunting
Sebelum pengumuman Trump ini, juru bicara PBB Stephane Dujarric menegaskan kembali pentingnya Dewan HAM PBB dan pekerjaan UNRWA dalam memberikan "layanan penting bagi Palestina."
Juru bicara Dewan HAM PBB, Pascal Sim mengatakan, perintah Trump pada hari Selasa ini tidak banyak memberikan dampak konkret karena Amerika Serikat sudah bukan anggota dewan tersebut. Namun, seperti semua negara anggota PBB lainnya, AS secara otomatis memiliki status pengamat informal dan akan tetap memiliki kursi di ruang bundar dewan yang mewah di kompleks PBB di Jenewa.
UNRWA didirikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1949 untuk memberikan bantuan bagi warga Palestina yang mengungsi atau terusir dari rumah mereka sebelum dan selama perang Arab-Israel tahun 1948, yang terjadi setelah berdirinya Israel, serta bagi keturunan mereka.
UNRWA memberikan bantuan, pendidikan, perawatan kesehatan, dan layanan lainnya kepada sekitar 2,5 juta warga Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Yerusalem Timur, serta 3 juta orang lainnya di Suriah, Yordania dan Lebanon.
Simak Video 'Trump Ngeyel Mau Pindahkan Warga Palestina: Gaza Seperti Neraka':

Israel Bebaskan 90 Tahanan Palestina, Hamas Lepaskan 3 Sandera
Israel membebaskan 90 orang tahanan Palestina. Sebelumnya pada hari Minggu (19/01), tiga orang sandera warga negara Israel telah dibebaskan oleh kelompok Hamas. [2,751] url asal
#bbc-world #israel #hamas #gencatan-senjata-gaza #who #negara-israel #khan-younis #bbc-arab #benjamin-netanyahu #sources #sandera-warga-israel #timur-tengah #anthony-blinken #deklarasi-balfour #akibat-serangan-isr

Pemerintah Israel mengaku sudah membebaskan 90 orang tahanan Palestina.
Pembebasan ini sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, kata pejabat Israel.
Sebelumnya, pada hari Minggu (19/01), tiga orang sandera warga negara Israel telah dibebaskan oleh kelompok Hamas ke Palang Merah di Kota Gaza.
Tiga orang ini kemudian diserahkan kepada militer Israel.
Peristiwa ini terjadi beberapa jam setelah gencatan senjata dimulai.
Para perempuan yang dibebaskan oleh Hamas itu adalah Doron Steinbrecher (31 tahun), Emily Damari (28 tahun, warga negara Inggris-Israel), serta Romi Gonen (24 tahun)
Getty ImagesDetik-detik ketika seorang sandera dibebaskan oleh kelompok Hamas untuk diserahkan ke Palang Merah Internasional.
Mereka saat ini sedang dirawat di rumah sakit Tel Aviv, dan dilaporkan dalam kondisi stabil.
Emilymengenakan perban di atas dua jarinya yang hilangmemeluk ibunya, dalam panggilan video yang dibagikan kepada BBC.
Kelompok Hamas mengatakan, bagi setiap sandera warga Israel yang dibebaskan, Israel akan membebaskan 30 tahanan dari penjara Israel.
Gencatan senjata di Gaza mulai berlaku setelah sempat ditunda pada menit-menit terakhir.
Seperti apa suasana di Gaza saat gencatan senjata dimulai?
AFPWarga Palestina merayakan gencatan senjata, pada Minggu (19/01).
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, akhirnya dimulai pada Minggu (19/01) pukul 11:15 waktu setempat (16:15 WIB), setelah mengalami penundaan selama tiga jam.
Pemerintah Israel merilis 33 nama sandera yang akan dibebaskan Hamas sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.
Sebagaimana dipaparkan melalui akun resmi pemerintah Israel di media sosial X, daftar tersebut mencakup nama sandera termuda dan tertua. Sandera termuda adalah Kfir Bibas yang berusia sembilan bulan ketika ditawan, sedangkan sandera tertua adalah Shlomo Mantzur yang berusia 86 tahun.
Beberapa saat sebelumnya, Hamas melalui aplikasi obrolan Telegram merilis nama tiga sandera yang akan mereka bebaskan.
Warga Palestina sontak merayakan gencatan senjata di Gaza. Mereka mengibarkan bendera Palestina seraya bersorak-sorai.
Ratusan truk bantuan kini menunggu untuk memasuki Gaza. Masuknya rombongan truk itu adalah salah satu syarat bagi terwujudnya kesepakatan gencatan senjata.
Getty ImagesWarga Palestina menyambut kesepakatan gencatan senjata di Deir Al Balah, Gaza, pada Minggu (19/01).
Di sisi lain, sesaat setelah gencatan senjata berlangsung, Partai Kekuatan Yahudi yang berhaluan ekstrem kanan mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan pemerintahan Israel sebagai protes atas kesepakatan gencatan senjata. Akibatnya, jumlah kursi yang dikuasai partai-partai pendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di parlemen masih mayoritas tapi tipis.
Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, bersama dengan Yitzhak Wasserlauf dan Amichai Eliyahu, menyerahkan surat pengunduran diri mereka.
Ben-Gvir telah lama menentang kesepakatan gencatan senjata. Dia justru mendorong Israel melanjutkan operasi militernya terhadap Hamas di Gaza.
Dalam surat pengunduran diri kepada Netanyahu, Ben-Gvir mengatakan bahwa dia tidak akan berusaha menggulingkan pemerintah, tetapi menyebut perjanjian gencatan senjata sebagai "kemenangan penuh bagi terorisme".
AFPWarga Palestina menyambut kesepakatan gencatan senjata di Gaza, pada Minggu (19/01).
Gencatan senjata seharusnya mulai berlaku pukul 08:30 waktu setempat (13:30 WIB). Namun, kesepakatan itu ditunda selama tiga jam karena Israel membuat klaim bahwa Hamas belum memenuhi kewajiban merilis nama tiga sandera Israel.
Dalam pernyataan singkatnya, Daniel Hagari selaku juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan gencatan senjata Gaza tidak akan dimulai jika Hamas gagal memenuhi "kewajibannya".
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, Hamas harus memberi nama-nama sandera setidaknya 24 jam sebelum pertukaran yang direncanakan. Hamas mengatakan alasan penundaannya adalah karena masalah "teknis".
Perwakilan Israel, kelompok Hamas, Amerika Serikat, dan Qatar telah resmi menandatangani kesepakatan tersebut di Doha, demikian laporan media-media Israel.
Kesepakatan gencatan senjata pertama kali diumumkan pada Rabu (15/01) oleh mediator AS dan Qatar.
Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan tersebut mulai berlaku pada hari Minggu (19/01), sambil menunggu persetujuan kabinet Israel.
BBC
BBC News Indonesiahadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
BBC
Kabinet Israel sempat menunda menggelar pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Netanyahu menuduh Hamas berupaya mengubah kesepakatan tersebut pada menit-menit terakhir.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ada "jalan buntu" yang tengah dicarikan jalan keluarnya.
- Sejarah konflik Palestina-Israel, pertikaian berkepanjangan yang berlangsung puluhan tahun
- Siapa David Ben-Gurion, proklamator dan bapak bangsa negara Israel?
- Sejarah Deklarasi Balfour: 67 kata yang membentuk Negara Israel dan mengubah sejarah Bangsa Palestina
Blinken meyakini gencatan senjata akan tetap dimulai pada hari Minggu (19/01) sesuai rencana.
Walaupun tim juru runding Israel menyetujui kesepakatan itu setelah berbulan-bulan berunding, kesepakatan itu tak dapat dilaksanakan hingga disetujui Kabinet Netanyahu.
Kelompok Hamas mengatakan mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut.
Apa isi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas?
Kesepakatan gencatan senjata akan menghentikan serangan di Gaza. Dalam periode itu, Israel dan Hamas dan bertukar sandera dan tahanan.
Kelompok Hamas menangkap 251 sandera ketika menyerang Israel pada Oktober 2023.
Hamas masih menyandera 94 orang, meskipun Israel yakin hanya 60 orang yang masih hidup.
Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai imbalan atas pengembalian para sandera.
Gencatan senjata ini diharapkan terjadi dalam tiga tahap.
Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025, jika disetujui.
Berikut ini adalah hal-hal yang kemungkinan diatur dalam kesepakatan tersebut:
Tahap pertama
Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu dan digelar "gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh", kata Presiden AS Joe Biden saat dia mengonfirmasi kesepakatan yang dicapai pada Rabu.
"Sejumlah sandera" yang ditahan oleh Hamas, termasuk kaum perempuan, para orang tua dan orang-orang sakit, akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, kata Biden.
Dia tidak menyebutkan berapa banyak sandera yang akan dibebaskan selama tahap pertama initetapi Al Thani dari Qatar mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa jumlahnya adalah 33 orang.
Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer sebelumnya mengatakan sebagian besar, tetapi tidak semua, dari 33 sandera yang diharapkan akan dibebaskan, termasuk anak-anak, diperkirakan masih hidup.
Tiga sandera akan segera dibebaskan, kata seorang pejabat Palestina sebelumnya kepada BBC, dengan sisanya akan dibebaskan selama enam minggu ke depan.
Selama tahap ini, pasukan Israel akan ditarik keluar dari "semua" wilayah berpenduduk di Gaza, kata Biden, sementara "warga Palestina [dapat] juga kembali ke lingkungan mereka di semua wilayah Gaza".
Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza harus meninggalkan rumahnya.
Ini terjadi setelah ada perintah evakuasi dari Israel, akibat serangan Israel, serta pertempuran di lapangan.
Setelah kesepekatan ini, akan ada lonjakan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan ratusan truk diizinkan masuk setiap hari.
Pejabat Palestina sebelumnya mengatakan negosiasi terperinci untuk tahap kedua dan ketiga akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.
Biden mengatakan gencatan senjata akan terus berlanjut "selama negosiasi berlanjut".
Tahap kedua
Tahap kedua akan menjadi "berakhirnya perang secara," menurut Biden.
Sandera yang masih hidup, termasuk kaum pria, akan dibebaskan sebagai imbalan atas lebih banyak tahanan Palestina.
Dari 1.000 tahanan Palestina yang diperkirakan telah disetujui Israel untuk dibebaskan secara keseluruhan, sekitar 190 orang menjalani hukuman 15 tahun atau lebih.
Seorang pejabat Israel sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa mereka yang dihukum karena pembunuhan tidak akan dibebaskan ke Tepi Barat yang diduduki.
Penarikan secara penuh pasukan Israel dari Gaza juga akan dilakukan.
Tahap ketiga
Tahap ketiga dan terakhir akan melibatkan pembangunan kembali Gazasesuatu yang dapat memakan waktu bertahun-tahundan pengembalian jenazah para sandera yang tersisa.
Warga Gaza dan Israel rayakan kesepakatan gencatan senjata
Sebelumnya, Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung 15 bulan. Warga Gaza dan Israel menyambut baik peristiwa ini dengan merayakannya di jalan-jalan.
Di Gaza, sebagian warga turun ke jalan-jalan di Deir al-Balah.
Pemandangan serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv.
Di Gaza, seorang pria mengaku "syok lantaran senang".
Adapun seorang perempuan di Tel Aviv, Israel, berharap setiap warga Israel yang sandera Hamas dapat kembali ke rumahnya.
Pada tahap awal gencatan senjata, seperti disepakati Israel dan Hamas, baru 33 orang sandera yang akan dibebaskan.
Getty ImagesDi Gaza, seorang pria mengaku "syok lantaran senang" setelah ada kesepakatan gencatan senjata.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Biden mengatakan kesepakatan itu akan "menghentikan pertempuran di Gaza, memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka".
Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, selaku mediator, mengatakan kesepakatan itu akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/01) asalkan disetujui oleh Kabinet Israel.
BBCPresiden AS Joe Biden mengumumkan kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas itu di Gedung Putih.
Di tempat terpisah, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan rincian akhir kesepakatan itu masih dikerjakan.
Namun dia berterima kasih kepada Biden karena "mempromosikannya".
Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya mengatakan itu adalah hasil dari "ketangguhan" bangsa Palestina.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan kesepakatan gencatan senjata, yang disebutnya meringankan "penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik", adalah prioritas pertama.
Guterres mengatakan PBB siap untuk meningkatkan pengiriman bantuan kepada Palestina.
Walaupun kesepakatan itu sudah dicapai, dan mulai berlaku Minggu, 19 Januari 2025, badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan lebih dari 20 orang pada Rabu (15/01).
Tedros Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyambut positif kesepakatan gencatan senjata.
Melalui media sosial X (dulu Twitter), dia mengatakan organisasinya siap untuk "meningkatkan dukungannya".
"Terlalu banyak nyawa yang hilang dan terlalu banyak keluarga yang menderita. Kami berharap semua pihak akan menghormati kesepakatan itu dan bekerja menuju perdamaian abadi," kata Ghebreyesus.
"Perdamaian adalah obat terbaik!" Tegasnya.
Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan Hamasyang dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS, dan negara-negara lainsebagai tanggapan atas serangan lintas batas oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023.
Serangan Hamas itu mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.
Serangan militer Israel ke Gaza mengakibatkan lebih dari 46.700 orang telah tewas, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza juga telah mengungsi.
Di Gaza juga terjadi kerusakan yang meluas, kekurangan makanan, bahan bakar, serta obat-obatan.
Israel mengatakan 94 sandera masih ditahan oleh Hamas, 34 di antaranya diduga tewas.
Selain itu, ada empat warga Israel yang diculik sebelum perang, dua di antaranya tewas.
'Saya sedih sekaligus gembira'
Kepada BBC Arab, sejumlah warga Palestina di Gaza berbicara tentang perasaannya setelah Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata.
Seorang perempuan, yang salah-satu anaknya, Nabil Muhammad Zaydan Nasser, tewas selama perang, berujar dia merasakan campuran antara kegembiraan dan kesedihan atas berita tersebut.
"Alhamdulillah, semoga kedamaian dan berkah Allah senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, saya ucapkan selamat kepada rakyat kami; rakyat Gaza yang terkepung dan berjuang atas gencatan senjata ini, dan Insya Allah gencatan senjata ini akan terlaksana sepenuhnya," ujarnya.
Seorang pria lain yang berbicara kepada BBC Arab berterima kasih kepada negara-negara Arab atas upayanya dalam membantu mencapai kesepakatan.
"Kami takut bahwa giliran kami yang akan mati dalam perang ini, belum lagi penderitaan kami karena kekurangan makanan dan minuman, serta tidak adanya air.
"Kami berterima kasih kepada negara-negara Arab karena telah melakukan upaya yang luar biasa dan menekan Israel untuk menghentikan perang terhadap kami."
Bagaimana perjalanan negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas?
Getty ImagesMenteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika berjumpa di Yerusalem.
Pada Agustus 2024 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengungkap kemungkinan akan ada gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza dalam beberapa hari ke depan, setelah Israel menerima proposal perdamaiannya pada Senin (19/08) silam.
Usulan kesepakatan gencatan senjata itu akan mencakup diakhirinya pertikaian di Gaza dan pembebasan sandera yang ditangkap Hamas dan sekutunya dalam serangan mereka ke Israel pada Oktober 2023.
AS telah berupaya untuk "menjembatani proposal" perdamaian antara Israel dan Hamas, untuk mengatasi hambatan yang menghalangi keduanya menyetujui kesepakatan.
Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian dan bagaimana respons Israel dan Hamas?
Apa poin utama dari rencana perdamaian AS?
Blinken saat ini berada di Israel untuk mempromosikan perjanjian perdamaian berdasarkan rencana yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei tahun ini.
Kesepakatan perdamaian itu akan berlangsung dalam tiga fase.
Yang pertama mencakup "gencatan senjata penuh dan menyeluruh" yang berlangsung selama enam pekan, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, dan pertukaran beberapa sandera termasuk perempuan, orang tua, serta warga yang sakit dan terluka.
Mereka akan ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Getty ImagesPada November 2023, 105 sandera dikembalikan ke Israel dan lebih dari 100 masih berada di Gaza.
Israel mengatakan lebih dari 100 sandera masih ditahan dan meyakini 71 orang masih hidup. Empat sandera lainnya sudah berada di Gaza sebelum tanggal 7 Oktober, dua di antaranya diyakini tewas.
Sebuah kesepakatan yang disepakati pada November 2023 menunjukkan bahwa Hamas membebaskan 105 sandera selama gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan dengan imbalan sekitar 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Kesepakatan damai itu akan mencakup rencana untuk membangun kembali Gaza.
Getty Images
Tahap ketiga dari perjanjian damai ini akan menjadi awal dari rencana rekonstruksi besar-besaran yang disusun untuk Gaza, dan pengembalian jenazah sandera.
Sebuah pernyataan dari pemerintah Israel pada 19 Agustus mengatakan: "Perdana Menteri menegaskan kembali komitmen Israel terhadap proposal Amerika saat ini mengenai pembebasan sandera kami, yang mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel."
Baca juga:
- Apa arti terpilihnya Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas bagi Gaza dan Israel?
- Hizbullah, Israel, dan Dataran Tinggi Golan: Mengapa serangan yang menewaskan 12 anak memicu kekhawatiran terjadi perang?
- Mengapa Dataran Tinggi Golan menjadi kunci konflik di Timur Tengah?
Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian?
Diperkirakan masih ada perbedaan besar antara Israel dan Hamas.
Salah satu masalahnya adalah berlanjutnya kehadiran militer Israel di Gaza.
Israel mengatakan mereka ingin pasukan tetap tinggal untuk menghentikan gerak Hamas dan menghentikan penyelundupan lebih banyak senjata.
Namun, Hamas menentang pasukan Israel yang tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata.
Hamas juga mempunyai perbedaan dengan Israel mengenai jumlah dan identitas tahanan Palestina yang akan dikembalikan ke Gaza dengan imbalan sandera Israel.
Getty ImagesHamas tidak ingin pasukan Israel menduduki Gaza setelah gencatan senjata.
Seberapa besar peluang tercapainya kesepakatan damai?
Blinken mengatakan gencatan senjata harus segera dicapai.
"Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk memulangkan para sandera, untuk melakukan gencatan senjata dan menempatkan semua orang pada jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan abadi," kata Blinken pada 19 Agustus, saat berada di Israel.
Setelah mendapat persetujuan luas dari pemerintah Israel, Blinken berkunjung ke Kairo untuk berbicara dengan Mesir dan Qatar mediator dalam negosiasi damai Hamas dan Israel.
Kedua negara memiliki saluran komunikasi dengan Hamas.
Getty ImagesBanyak orang di Israel mendesak tercapainya kesepakatan perdamaian dan pengembalian semua sandera yang tersisa.
Namun Hamas menyatakan tidak akan mengirimkan perwakilannya ke sana.
Seorang anggota biro politik organisasi yang berbasis di Qatar, Basem Naim, mengatakan: "Kami menyetujui kesepakatan [melalui mediator] pada tanggal 2 Juli... dan oleh karena itu kami tidak memerlukan putaran perundingan baru atau membahas tuntutan baru Benyamin Netanyahu."
Dia mengatakan bahwa Hamas "masih tertarik" pada perjanjian perdamaian, namun menegaskan: "Kami telah menunjukkan fleksibilitas maksimum dan sikap positif, dan pihak lain telah memahami ini sebagai kelemahan dan menghadapinya dengan kekuatan yang lebih besar."
Pemerintah Israel menjawab bahwa Hamas "sangat keras kepala" dan mengatakan "tekanan perlu diarahkan" pada kelompok tersebut.
Getty ImagesSeorang tentara Israel berdiri di samping pintu masuk terowongan yang digunakan oleh Hamas di Gaza.
Militer Israel melancarkan serangan di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok milisi Palestina tersebut terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 orang disandera.
Sejak itu, lebih dari 40.130 warga Palestina tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Pertempuran terus berlanjut, dengan Israel mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir mereka mengatakan telah menghancurkan beberapa kompleks Hamas dan jaringan terowongan tempat ditemukannya roket dan rudal , dan telah "membasmi puluhan teroris".
Media Palestina melaporkan bahwa pada Senin (19/08) enam orang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, di selatan Gaza, dan empat lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza, di utara.
Meskipun Blinken mengatakan menurutnya kesepakatan perdamaian dapat segera dicapai, baik sumber Israel maupun Hamas yang berbicara kepada BBC tidak memberikan harapan yang sama.
Berita ini akan terus diperbarui.
- 'Saya bahkan belum punya waktu merayakan kelahiran mereka' - Kisah ayah di Gaza kehilangan bayi kembar saat memproses akta kelahiran buah hatinya
- Apa arti terpilihnya Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas bagi Gaza dan Israel?
- Hizbullah, Israel, dan Dataran Tinggi Golan: Mengapa serangan yang menewaskan 12 anak memicu kekhawatiran terjadi perang?

Hamas Setuju Bebaskan 34 Sandera Israel Tahap Pertama Pertukaran
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa kelompok Palestina tersebut siap membebaskan 34 sandera Israel tahap pertama pertukaran. [214] url asal
#hamas #israel #palestina #gaza #sandera-israel #tahanan-israel #perang #penculik #tahanan #orang #34-sandera-israel #pejabat #perdana-menteri #pejabat-hamas #afp #benjamin-netanyahu #serangan #netanyahu #hamas-setuju

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa kelompok Palestina tersebut siap membebaskan 34 sandera Israel. Hal ini disebut "tahap pertama" dari kesepakatan pertukaran tahanan yang potensial.
"Hamas telah setuju untuk membebaskan 34 tahanan Israel dari daftar yang diajukan oleh Israel sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan," kata pejabat tersebut seperti dilansir AFP, Senin (6/1/2025).
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Hamas belum memberikan daftar sandera yang akan dibebaskan berdasarkan kesepakatan tersebut.
Pejabat Hamas, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena ia tidak berwenang untuk membahas negosiasi, mengatakan 34 sandera yang akan dimasukkan dalam pertukaran awal tersebut mencakup semua wanita, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih ditahan di Gaza.
Pejabat tersebut mengatakan Hamas membutuhkan waktu untuk memastikan apakah mereka masih hidup.
"Hamas telah setuju untuk membebaskan 34 tahanan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Namun, kelompok tersebut membutuhkan waktu seminggu untuk berkomunikasi dengan para penculik dan mengidentifikasi mereka yang masih hidup dan yang sudah meninggal," kata pejabat tersebut.
Dari 251 sandera yang ditawan selama serangan 7 Oktober 2023 yang memicu perang, 96 orang masih berada di Gaza termasuk 34 orang yang menurut militer Israel sudah meninggal.
Simak Video 'PBB soal Israel Sebut RS di Gaza Jadi Markas Hamas: Tak Ada Buktinya':
(rfs/rfs)
Amnesty sebut surat penangkapan ICC terobosan bersejarah
Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnès Callamard menyebut surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) ... [257] url asal

Moskow (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnès Callamard menyebut surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang di Jalur Gaza sebuah "terobosan bersejarah."
"Surat perintah penangkapan saat ini merupakan sebuah terobosan bersejarah bagi keadilan dan harus menjadi tanda awal berakhirnya impunitas yang berkelanjutan dan meluas di puncak krisis hak asasi manusia di Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina," kata Callamard lewat unggahan di situs resmi organisasi tersebut.
Pada Kamis (21/11) ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada Netanyahu dan Gallant atas dugaan kejahatan perang di Jalur Gaza.
Tak lama kemudian, kantor Netanyahu menuduh ICC mengisolasi Israel dan mendukung terorisme terhadap Israel.
Pada 20 Mei lalu Jaksa ICC Karim Khan mengajukan permohonan surat perintah penangkapan untuk sejumlah pejabat termasuk Netanyahu dan Gallant, serta untuk para pemimpin organisasi Palestina Hamas.
Pada 7 Oktober 2023 Israel menghadapi serangan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza.
Selain itu, para petempur Hamas juga menyusup ke daerah-daerah perbatasan sambil menembaki militer dan warga sipil serta melakukan penyanderaan.
Otoritas Israel mengatakan bahwa sekitar 1.200 orang tewas selama serangan berlangsung.
Sebagai balasannya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meluncurkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza dan mengumumkan pengepungan penuh terhadap wilayah kantong tersebut.
Menurut otoritas kesehatan setempat, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza mencapai lebih dari 44.000 orang.
Sumber: Sputnik
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024