
Tahanan Palestina Mengaku Disiksa di Pusat Penahanan Israel
Para tahanan Palestina dan sandera Israel sama-sama mengeluhkan perlakuan kasar yang dilakukan pihak yang menahan mereka. Halaman all
(Kompas.com) 18/02/25 13:44 78969
KHAN YOUNIS, KOMPAS.com - Seorang petugas medis yang juga pekerja ambulans Palestina, Tarek Rabie Safi, mengatakan dia kekurangan makanan dan dianiaya selama hampir satu tahun di penjara Israel. Safi baru saja dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Safi (39 tahun), ayah dari dua anak, dibebaskan bersama 368 tahanan Palestina lainnya pada Sabtu lalu, setelah Hamas membebaskan tiga sandera Israel dari Gaza.
Para tahanan Palestina dan sandera Israel sama-sama mengeluhkan perlakuan kasar yang dilakukan pihak yang menahan mereka.
“Saya ditahan oleh tentara Israel di zona penahanan Israel di dekat Gaza, yaitu Sde Teiman, selama empat bulan. Selama itu saya mengalami penyiksaan fisik dan kelaparan,” kata Safi yang tampak sangat kurus.
“(Tidak ada) makanan (layak), atau minuman, atau perawatan (medis). Lengan saya patah, dan mereka tidak mengobatinya, dan mereka tidak membawa saya ke dokter.”
Militer Israel membantah tuduhan itu dalam tanggapan via email kepada Reuters. Mereka mengatakan, para tahanan menerima makanan dan minuman secara teratur serta memiliki akses ke layanan medis. Jika diperlukan, mereka dipindahkan ke fasilitas medis yang lebih canggih.
Safi, yang ditahan pada Maret tahun lalu di dekat Khan Younis di Gaza selatan, mengatakan bahwa seorang tahanan yang berada satu ruangan dengannya tewas akibat perlakuan yang diterimanya.
"Seorang pemuda yang bersama saya mati syahid, Mussab Haniyeh, semoga Allah memberinya rahmat, di ruangan yang sama. Pemuda ini kuat, tetapi karena kekurangan makanan, kekurangan minuman, dan penyiksaan yang dialami, dia mati syahid di depan mata kami," kata Safi.
Setelah empat bulan di pusat penahanan, Safi dipindahkan ke penjara Israel lainnya sampai dia akhirnya dibebaskan di Khan Younis, di mana dia bertemu kembali dengan keluarganya dalam adegan yang sangat emosional.
Militer Israel mengatakan, pihaknya mengetahui adanya insiden kematian tahanan, tetapi tidak dapat berkomentar karena penyelidikan masih berlangsung.
Asosiasi Tahanan Palestina, yang mencatat penahanan warga Palestina oleh Israel, mengatakan bahwa Israel sedang melakukan “kejahatan sistematis dan serangan balas dendam” terhadap para tahanan. Kasus yang terbaru terjadi di penjara Ofer di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Abdullah al-Zaghari, ketua asosiasi itu, mengatakan bahwa kelompok tersebut telah mendokumentasikan kesaksian yang mengerikan, termasuk pemukulan parah dan pengikatan tahanan selama berhari-hari dan berminggu-minggu tanpa makanan atau air.
Pengakuan Safi dan pernyataan Zaghari belum dapat dikonfirmasi secara independen.
Amnesty International, sebuah kelompok hak asasi manusia, tahun lalu mengatakan bahwa 27 tahanan yang dibebaskan dan telah diwawancarai secara konsisten menggambarkan bahwa mereka menjadi sasaran penyiksaan setidaknya satu kali selama mereka ditahan.