Narapidana Lansia di Jepang Pilih Tetap Hidup di Penjara daripada Kesepian, Ada yang Rela Bayar Jutaan Rupiah - Kompas.com

Narapidana Lansia di Jepang Pilih Tetap Hidup di Penjara daripada Kesepian, Ada yang Rela Bayar Jutaan Rupiah - Kompas.com

Sejumlah narapidana lansia di Jepang memilih untuk tetap hidup di penjara daripada harus tinggal sendiri dan hidup kesepian setelah bebas. Halaman all

(Kompas.com) 22/01/25 07:00 57357

KOMPAS.com - Sejumlah narapidana lanjut usia (lansia) di Jepang memilih untuk tetap hidup di penjara daripada harus tinggal sendiri dan hidup kesepian setelah bebas.

Seorang petugas di Penjara Wanita Tochigi yang terletak di utara Tokyo, Takayoshi Shiranag mengatakan, beberapa narapidana wanita lansia itu bahkan rela membayar demi tetap menetap di balik jeruji besi itu.

"Bahkan ada orang yang mengatakan mereka akan membayar 20.000 atau 30.000 yen (sekitar Rp 2-3 juta) sebulan untuk tinggal di sini selamanya," kata dia, dikutip dari CNN.

Lapas itu memang menjadi penjara wanita terbesar di Jepang. Sejumlah narapidana lansia terlihat berjalan di sepanjang koridor, beberapa menggunakan alat bantu jalan.

Para pekerja lapas membantu mereka untuk mandi, makan, berjalan, dan minum obat, layaknya petugas di panti jompo.

Hidup di penjara diklaim paling stabil bagi lansia di Jepang

Seorang narapidana bernama Akiyo (81), bukan nama asli, mengaku menjalani kehidupan yang lebih stabil saat berada di dalam penjara.

Nenek berambut pendek beruban yang kulitnya dipenuhi bintik-bintik tanda penuaan itu, sedang menjalani hukuman karena mencuri makanan.

"Ada banyak orang baik di penjara ini. Mungkin kehidupan ini adalah yang paling stabil bagi saya," kata dia.

Sehari-hari, para narapidana lansia di Tochigi harus bekerja sebagai buruh pabrik. Namun, pekerjaan itu justru cocok bagi sebagian orang.

Di lapas, mereka mendapat makanan rutin, layanan kesehatan gratis, perawatan orang tua, dan persahabatan yang tidak mereka dapatkan di luar sana.

Bagi Akiyo, kehidupannya di penjara adalah masa hukuman kedua setelah sebelumnya pernah dipenjara saat berusia 60-an tahun karena tuduhan yang sama, yaitu mencuri makanan.

Pada tindak pencurian kedua kalinya, dia mengaku harus hidup dengan uang pensiun yang sangat kecil dan dibayarkan setiap dua bulan sekali.

Dengan uang sedikit, Akiyo memutuskan untuk mencuri. Dia mengira tindakannya itu merupakan masalah yang kecil.

Di sisi lain, putranya yang berusia 43 tahun mengaku tidak ingin hidup bersamanya.

“Saya harap kamu pergi saja.” kata Akiyo menirukan ucapan anaknya.

Kondisi tersebut membuat Akiyo tidak berpikir panjang terhadap kehidupannya di masa mendatang sehingga memutuskan untuk mencuri.

Narapidana lain, Yoko (51), bukan nama asli, dipenjara atas tuduhan penggunaan narkoba sebanyak 5 kali dalam 25 tahun terakhir.

Menurutnya, setiap kali ia kembali, penghuni lapas penjara tampak semakin menua.

"(Beberapa orang) melakukan hal-hal buruk dengan sengaja dan tertangkap sehingga mereka bisa masuk penjara lagi, jika mereka kehabisan uang," kata Yoko.

Di penjara, para lansia itu tetap mendapatkan perawatan medis gratis jika sakit. Namun, begitu bebas, mereka harus membayar sendiri biaya perawatan rumah sakit.

Oleh sebab itu, sebagian lansia wanita memilih untuk sebisa mungkin tinggal selamanya di lapas.

Lansia di Jepang kesepian dan punya sedikit teman

Data dari The Japan Times menunjukkan, lansia berusia 65 tahun ke atas di Jepang yang mengalami kesepian meningkat menjadi 26,1 persen dari total populasi jika dibandingkan 2018.

Data itu didasarkan pada survei yang dilakukan kepada 2.677 orang berusia 65 tahun ke atas tentang berapa banyak teman yang mereka miliki.

Hasilnya, 46,8 persen responden menjawab bahwa mereka memiliki banyak teman. Dalam survei serupa pada 2018, mereka yang memberikan jawaban tersebut mewakili 72,2 persen responden.

Saat ditanya seberapa sering mereka berbicara dengan orang lain, 72,5 persen mengatakan mereka melakukannya setiap hari. Persentase ini lebih rendah dari 5 tahun sebelumnya.

Sementara, 80,9 persen dari mereka yang tinggal bersama orang lain mengatakan, mereka berbicara dengan orang lain setiap hari.

Hanya 38,9 persen dari mereka yang tinggal sendiri menjawab hal yang sama.

Buku putih yang dirilis Kantor Kabinet dan diserahkan ke parlemen setiap tahun itu memperkirakan, persentase orang berusia 65 tahun ke atas akan mencapai 38,7 persen dari populasi Jepang pada 2070.

Persentase jumlah orang dalam kelompok usia 65 tahun ke atas yang hidup sendiri juga terus meningkat pada 2020.

Menurut laporan tersebut, persentase ini akan meningkat menjadi 26,1 persen dan 29,3 persen, masing-masing, pada 2050.

Saat ditanya seberapa mungkin mereka meninggal sendirian, hampir setengah responden menjawab hal itu sangat mungkin terjadi.

Di 23 distrik di Tokyo, contohnya, jumlah penghuni tunggal berusia 65 tahun ke atas yang ditemukan meninggal di rumah mereka, naik ke angka tertinggi sepanjang masa, yakni 4.868 pada tahun 2022.

#lansia #jepang #lansia-di-jepang #narapidana-lansia-di-jepang-memilib-tetap-dipenjara

https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/22/070000765/narapidana-lansia-di-jepang-pilih-tetap-hidup-di-penjara-daripada-kesepian