
Usman Hamid dkk Bawakan Lagu Kritik Sosial di Peringatan KAA PDIP
Usman Hamid dan The Blackstone tampil di peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang diselenggarakan PDIP. Mereka bernyanyi kritik sosial-politik. Halaman all
(Kompas.com) 26/04/25 20:13 126093
JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis hak asasi manusia (HAM) Usman Hamid bersama band The Blackstone memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di acara yang digelar Badan Sejarah DPP PDIP di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
Dalam acara bertema “Dari Bandung ke Dunia: Warisan Bung Karno untuk Keadilan Sosial Global” tersebut, Usman meyakini bahwa Indonesia mustahil maju jika pemimpin negaranya tidak mengingat pesan-pesan hak asasi manusia yang pernah diperjuangkan dalam sejarah, seperti KAA.
Sebab itu, Usman dan The Blackstones membawakan lagu-lagu kritik sosial dan memutar rekaman suara Soekarno yang membuka Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Sayang, kata Usman, para politikus Indonesia justru melupakan sejarah.
Sejarah kelam hak asasi manusia banyak terjadi semasa rezim Suharto yang memerintah dengan tangan besi.

Usman justru mengkritik politikus saat ini yang hendak menetapkan Suharto sebagai pahlawan nasional, karena salah satu alasannya adalah jasa Suharto melalui ASEAN.
Menurut Usman, jika berefleksi dari KAA, justru Suharto menjadi semakin tidak layak.
Bukan hanya mewariskan era pelanggaran HAM, tetapi juga dengan ASEAN, Suharto berkolaborasi dengan kekuatan barat untuk mengakhiri KAA, setelah banyak pemimpin KAA justru dijatuhkan: Presiden Kongo Patrice Lumumba (1961), Presiden Brasil João Goulart, dan Presiden Soekarno (1965).
Dalam performa di panggung, Usman mengingatkan bahwa pesan anti-rasisme di KAA tecermin dari keragaman delegasi yang hadir, dari kulit berwarna hitam, kuning, sampai cokelat. "Dari Soekarno Indonesia, Nkrumah Ghana, Nehru India, Nasser Mesir, sampai Zhou Enlai China. Dari Muslim, Nasrani, Ateis sampai Konfusian. Dari sosialis, liberal, sampai komunis. Semua bersatu,” kata Usman.
Usman baru saja merilis album berbentuk piringan hitam berjudul “Bumi dan Aku Kini” yang berisi 9 lagu yang seluruhnya membawa pesan kritik sosial tentang hak asasi manusia, keadilan sosial, dan lingkungan hidup.
Vokalis sekaligus politikus PDIP Once Mekel juga menjadi vokal tamu sebanyak 4 lagu dalam album tersebut: lagu Munir, lagu Bumi dan Aku Kini, lagu Sakongsa, dan lagu berjudul Kemanakah yang juga dinyanyikan oleh Fajar Merah, putra penyair Wiji Thukul.
#pdip #hak-asasi-manusia #konferensi-asia-afrika #usman-hamid #the-blackstone